• Beranda
  • Berita
  • Sejumlah kabupaten/kota di Papua diserang demam berdarah

Sejumlah kabupaten/kota di Papua diserang demam berdarah

24 Januari 2019 12:49 WIB
Sejumlah kabupaten/kota di Papua diserang demam berdarah
Peneliti dari Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta menunjukkan telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia yang dititipkan di rumah-rumah warga di kantor EDP Yogyakarta, Rabu (13/12/2017). Saat ini EDP mengambil 5.700 ember berisi telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia yang telah dititipkan sejak bulan Maret di rumah warga dan kini EDP memasuki tahap pemantauan dampak pada demam berdarah dengue. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Kabupaten/kota yang dilaporkan ada warganya yang terkena DBD yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Boven Digul, Asmat, Biak Numfor, serta Kabupaten Nabire.

Jayapura, (ANTARA News) -  Kasus demam dengue berdarah ((DBD) saat ini mulai menyerang warga di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Papua, namun hingga kini belum ada laporan mengenai adanya korban jiwa.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Papua, dr Aaron Rumainum, di Jayapura, Kamis, mengatakan kabupaten/kota yang dilaporkan ada warganya yang terkena DBD yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Boven Digul, Asmat, Biak Numfor, dan Kabupaten Nabire.

Dari laporan yang diterima pada kota dan kabupaten di Papua yang warganya sudah terjangkit DBD tercatat Kabupaten Boven Digul yang tertinggi yakni 16 kasus.

Selain itu, Kabupaten Asmat dan Merauke masing masing 10 kasus, sedangkan Kabupaten Biak Numfor, Nabire dan Kota Jayapura tercatat dua kasus.

"Namun sampai saat ini belum ada laporan korban yang meninggal akibat DBD," katanya.

Ia menjelaskan meningkatnya kasus DBD biasanya muncul saat musim hujan karena nyamuk Aedes Aegypti senang dengan genangan air bersih, sehingga masyarakat diminta untuk menutup atau membuang dan membersihkan air yang tergenang.

 Selain itu warga diminta untuk meminimalisasi gantungan pakaian di rumahnya. Nyamuk DBD biasanya keluar dari pukul 10.00 WIT hingga 16.00 WIT dan senang dengan genangan air yang bersih serta gantungan pakaian.

Dia mengatakan bila ada keluarga yang menderita panas tinggi selama 2-7 hari maka harus diwaspadai kemungkinan terjangkait DBD.

"Bila ada keluarga yang diduga menderita DBD segera dibawa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat untuk mendapat pertolongan," kata Aaron Rumainum.

Baca juga: KLB DBD di Yalimo, Dinkes Papua kirim tim

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019