Komisioner KPU Jawa Timur Gogot Cahyo Baskoro, Kamis di Madiun, mengatakan, dipilihnya pemilih melenial guna meningkatkan partisipasi pemilu karena jumlah pemilih tersebut yang cukup signifikan di Provinsi Jawa Timur.
"Pemilih milenial di Jawa Timur itu cukup tinggi. Yakni mencapai 35 persen dari jumlah DPT Pemilu 2019 di Jawa Timur," ujar Gogot Cahyo Baskoro kepada wartawan di sela kegiatan sosialisasi relawan demokrasi (relasi) KPU Kota Madiun.
Karena itu, pemilih milenial menjadi skala prioritas KPU dibandingkan 10 segmen pemilih lainnya yang menjadi sasaran sosialisasi tentang pemilu oleh petugas relawan demokrasi (relasi).
Hal yang sama diungkapkan oleh Ketua KPU Kota Madiun Sasongko. Keterlibatkan relawan demokrasi ditargetkan mampu mendongkrak partisipasi pemilih, khususnya pemilih milenial atau pemula.
"Relawan demokrasi yang bertugas di segmen pemilih milenial akan melakukan sosialisasi tentang pemilu di media sosial secara masif. Hal ini agar pemilih pemula lebih memahami tentang pemilu 17 April mendatang," tutur Sasongko.
Ia menambahkan, secara total terdapat 11 segmen pemilih yang menjadi sasaran atau target sosialisasi relawan demokrasi. Di antaranya segemen pemilih keluarga, pemilih pemula, pemilih pemuda, dan pemilih perempuan.
Lalu, segmen pemilih penyandang cacat, pemilih warganet, pemilih marginal, pemilih komunitas, dan pemilih keagamaan.
Lebih lanjut Sasongko menjelaskan, jumlah relawaan demokrasi yang telah direkrut oleh KPU setempat mencapai 55 orang. Mereka akan bertugas selama tiga bulan ke depan, mulai bulan Februari hingga April 2019.
Sebelum dilepas bertugas melakukan sosialisasi tentang Pemilu 2019, para relawan demokrasi telah mendapatkan pembekalan dan bimbingan teknis dari petugas KPU setempat. Diharapkan, para relasi tersebut dapat bertugas dengan baik sehingga mampu mendogkrak tingkat partisiasi Pemilu 2019.
Baca juga: KPU Surakarta sosialisasi Pemilu 2019 ke pemilih milenial
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019