Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BDPD Kabupaten Madiun Ervan di Madiun, Kamis, mengatakan selama ini banjir terjadi karena air sungai yang meluap karena tersumbat sampah.
"Kami kerahkan para anggota untuk fokus mengurangi bencana banjir. Utamanya dengan membersihkan sampah di sungai agar aliran air lancar," kata dia.
Pada 18 Januari wilayah Desa Tempursari, Kecamatan Wungu, kebanjiran luapan air Kali Wulu yang penuh dengan sampah kayu, plastik, dan dedaunan.
Selain sampah di Kali Wulu, petugas juga membersihkan sampah di Dam Serut, Dusun Pojok, Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, yang sering kebanjiran luapan air sungai.
Ervan meminta warga tidak membuang sampah sembarangan, apalagi membuangnya ke sungai.
Menurut BPBD wilayah Kabupaten Madiun yang rawan banjir saat musim hujan meliputi Tempursari (Kecamatan Wungu), Nglames (Madiun), Sogo dan Balerejo (Balerejo), Mojorayung dan Munggut (Wungu), Tulung (Saradan), dan Muneng (Pilangkenceng).
"Sudah kami pasang alat Early Warning System (EWS) di sejumlah wilayah tersebut, agar debit air terpantau. Sehingga warga bisa segera mengungsi jika kondisi air meluap," katanya.
Alat pendukung EWS antara lain dipasang di Desa Glonggong (Balerejo), Termpursari (Wungu), Sumberejo (Madiun), dan Palur (Kebonsari). BPBD memastikan peralatan pendukung EWS di daerah-daerah itu dalam kondisi baik.
Baca juga:
Sejumlah wilayah Kota Madiun terendam banjir
Banjir bandang terjang puluhan rumah di Madiun
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019