"Ratusan warga di Desa Kemiri, Desa Suci, dan Desa Serut di Kecamatan Panti sempat panik karena hujan deras mengguyur beberapa jam di kawasan setempat, bahkan warga di kawasan perkebunan juga meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke tempat yang aman," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember, Jumat.
Menurut dia, hujan deras yang mengguyur pada Kamis (24/1) pukul 14.00 WIB hingga 19.30 WIB mengakibatkan debit air Sungai Kaliputih meningkat hingga Ketinggian 3 meter, kemudian kondisi air bercampur lumpur pekat tiba tiba datang hampir memenuhi jembatan Gaplek Barat yang membuat warga panik dan berhamburan menyelamatkan diri pada pukul 21.30 WIB.
"Warga yang menjadi korban banjir bandang pada tahun 2006 masih trauma dengan kondisi naiknya debit air sungai, sehingga mereka tetap bertahan di pengungsian dan mereka kembali ke rumahnya masing-masing pada Jumat pagi," katanya.
Berdasarkan data BPBD Jember tercatat sebanyak 75 santri diungsikan ke Pondok Gus Misbeh di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, kemudian sebanyak 30 kepala keluarga di perumahan relokasi Gentong mengamankan diri di daerah yang lebih aman yaitu di belakang Pabrik Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP).
"Warga juga ada yang mengungsi di Masjid Al-Hidayah Gentong, Mushala As Sa`adah, dan Balai Desa Kemiri karena mereka masih trauma dengan banjir bandang Panti tahun 2006 yang menelan korban jiwa lebih dari 100 orang, sehingga kami juga memaklumi kondisi mereka," tuturnya.
BPBD Jember, lanjut dia, langsung mendistribusikan bantuan berupa makanan instan, matras, selimut dan air mineral kepada warga di sejumlah pengungsian, agar mereka tetap bisa merasa nyaman.
"Kami imbau warga tetap siaga dan segera mengungsi ke tempat yang aman ketika hujan deras mengguyur di lereng Gunung Hyang Argopuro selama beberapa jam karena hujan deras tersebut membawa material batu dan lumpur yang terbawa ke sungai," ujarnya.
Sementara Camat Panti Budi Susila mengatakan sebagian besar warga di Kecamatan Panti masih trauma dengan banjir bandang yang terjadi pada tahun 2006, sehingga mereka panik ketika hujan deras mengguyur beberapa jam disertai material lumpur yang meluber ke sungai desa setempat.
"Kami sudah sosialisasikan kepada masyarakat melalui kegiatan pengajian, agar warga untuk selalu siaga terhadap ancaman bencana karena banyak titik rawan longsor di Kecamatan Panti, sehingga masyarakat akan berbondong-bondong mengungsi ke tempat yang aman jika hujan mengguyur dalam beberapa jam," katanya.
Baca juga: Delapan dapur umum layani pengungsi di Sulsel
Baca juga: Sebagian jalur Borobudur-Kalibawang tertutup longsor
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019