ANTARA yang mengunjungi Hong Kong pada 23-26 Januari 2019 mengamati bahwa mobil-mobil listrik itu dikemudikan dari berbagai kalangan usia, baik pria berpakaian setelan jas, anak muda, ibu rumah tangga membawa anaknya yang masih kecil, hingga kalangan lanjut usia pun ada yang mengemudi di balik setir mobil listrik.
Telsa Model S dan Model X, BMW i3, Renault Zoe dan Nissan Leaf pun mudah dijumpai di parkiran umum, berbaris di lampu merah, atau berhenti di depan toko-toko.
Seorang pemilik kendaraan listrik di kawasan Kowloon, Hong Kong, mengatakan harga bensin yang mahal -- lebih dari 2 dolar AS per liter (sekira Rp29 ribu) -- membuat mereka beralih memakai mobil berpenggerak listrik.
"Kami bisa isi daya di rumah. Harga bahan bakar di sini cukup mahal," kata Peter Li, seorang warga yang mengisi daya listrik mobil Nissan Leaf di depan sebuah ruko di Kowloon, Jumat (25/1).
Mengacu data Global Petrol Prices yang diumumkan pada 21 Januari, harga bensin di Hong Kong memang mahal, mencapai 2,06 dolar AS per liter, melewati Islandia atau Norwegia seharga 1,7 - 1,8 dolar AS per liter.
Peter juga mengatakan, dengan menggunakan mobil listrik, setidaknya dapat menghemat pengeluaran untuk mobilitas sehari-hari karena ongkos menggunakan kendaraan pribadi di Hong Kong cukup tinggi, meliputi pajak, perawatan hingga ongkos parkir.
Sebagai informasi, biaya parkir setiap satu jam di Hong Kong mencapai 20-25 dolar Hong Kong (sekira Rp35ribu-Rp45 ribu). Sedangkan biaya parkir berlangganan selama sebulan mencapai 2.500 dolar Hong Kong atau Rp4,5 juta.
Faktor lain yang membuat mobil listrik dilirik konsumen Hong Kong adalah insentif pajak yang menggiurkan, mencapai 97.500 dolar Hong Kong (Rp174,7 juta), untuk registrasi kendaraan pertama.
"FRT (first registration tax) untuk mobil listrik pribadi akan terus dibebaskan hingga 97.500 dolar dari 1 April 2018 hingga 31 Maret 2021, seperti saat ini," demikian dikutip dari laman Departemen Perlindungan Lingkungan Pemerintah Hong Kong.
Sedangkan pajak yang dikenakan untuk kendaraan dengan mesin bakar konvensional bisa mencapai 250 ribu dolar.
Dilansir Hong Kong Free Press yang mengutip data penjualan pada 2016, penjualan Tesla di negara itu mencapai 6.000 unit, melampaui di Inggris sebanyak 2.000 unit dan Kanada 1.800 unit.
Besarnya insetif pajak membuat penjualan Tesla laris manis di negara yang sudah memiliki sistem transportasi yang mapan, mulai dari kereta api, bus, trem, taksi hingga feri, kata Hong Kong Free Press.
Kebijakan untuk kendaraan pribadi pun sejalan dengan armada transportasi umum, misalnya taksi, yang sudah menggunakan mobil-mobil bermesin hybrid.
South China Morning Post pada Jumat (25/1) mewartakan bahwa Crown Motors -- distributor tunggal taksi Toyota di Hong Kong -- telah meluncurkan Comfort Hybrid, yang secara bertahap akan menggantikan sebanyak 18.163 unit taksi Toyota Crown berbahan bakar gas LPG.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019