"Saya tidak tahu alasan pastinya. Para pemain sebelumnya banyak memberikan saran kepada saya. Ada pernah banyak orang yang membuat saya sampai pada laga final dan bukan karena saya sendiri," kata Antonsen selepas pertandingan di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.
Pemain Negara Skandinavia itu melaju ke laga final Indonesia Masters 2019 dengan menyingkirkan wakil tuan rumah Jonatan Christie dalam dua gim langsung 21-18, 21-16 selama 43 menit permainan.
"Saya sempat kesulitan ketika bertanding di sini tadi karena para penonton mendukung lawan saya. Saya berusaha tampil tenang dan itu berhasil. Dia banyak melakukan kesalahan dan tertekan karena mungkin banyak yang berharap dia menang," kata Antonsen tentang permainan Jonatan.
Dalam laga melawan Jonatan, pemain berusia 21 tahun itu tanpa ada pelatih pendamping di tepi lapangan. Dalam pertandingan sebelumnya, Antonsen tampak didampingi pemain lain Denmark Hans Kristian Solberg Vittinghus.
"Besok akan menjadi pertandingan final pertama bagi saya. Saya sangat senang. Siapapun lawan yang akan saya hadapi, dia adalah lawan yang berat. Viktor pemain bagus, Momota juga dalam kondisi terbaiknya. Saya akan berusaha 100 persen," katanya.
Pemain peringkat 20 dunia itu mengaku selalu berusaha belajar dari permainan lawan-lawan yang dihadapinya. "Saya melihat teknik bermain mereka dan berusaha mempelajarinya," ujarnya.
Sebagai pemain muda, Antonsen mengaku terinspirasi dari pemain-pemain legendaris dunia seperti Lin Dan, Lee Chong Wei, Taufik Hidayat, dan Peter Gade yang berasal dari Denmark.
"Saya selalu menonton permainan mereka sejak kecil. Mereka adalah panutan saya selain pemain-pemain peringkat atas dunia saat ini," katanya.
Baca juga: Jonatan ditaklukkan atlet muda Denmark di Istora
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019