Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, DIY, berupaya mengembangkan sektor pariwisatanya dengan sistem klaster yaitu membentuk sejumlah kawasan strategis pariwisata (KSP).Sistem ini memungkinkan sebuah pengembangan pariwisata yang melibatkan partisipasi seluruh masyarakat Gunung Kidul termasuk mereka yang berada di parantauan
"Sistem ini memungkinkan sebuah pengembangan pariwisata yang melibatkan partisipasi seluruh masyarakat Gunung Kidul termasuk mereka yang berada di parantauan," kata Bupati Gunungkidul Badingah di Jakarta, Minggu.
Ia hadir dalam acara Hari Ulang Tahun Ke-48 Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) yang digelar di Bumi Perkemahan Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Minggu (27/1).
Pihaknya juga aktif bersosialisasi untuk membudayakan masyarakat petani Gunung Kidul sebagai pelaku pariwisata sekaligus UMKM sebagai sektor pendukung utama keberhasilan pariwisata.
Ia juga berupaya melibatkan masyarakat asal Gunung Kidul di perantauan seperti yang tergabung dalam IKG untuk turut serta mempromosikan daerah asalnya kepada publik yang lebih luas.
"Pengembangan pariwisata kita arahkan dengan pemberdayaan masyarakat, kita susun menjadi beberapa klaster dengan membentuk KSP dibagi menjadi enam KSP, yang mengintegrasikan berbagai aspek pada kawasan tersebut," katanya.
Taman bumi di wilayah tersebut juga telah diakui UNESCO tercatat ada 13 titik yg berada di Gunungkidul.
"Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sektor pariwisata adalah dengan membuat perencanaan pengembangan pada masing-masing site, " katanya.
Selain itu membangun infrastruktur pendukungnya, membebaskan lahan sekitar untuk infrastruktur tersebut, melibatkan masyarakat sekitar, serta menggandeng Pemerintah Provinsi DIY dan pusat untuk ikut mengembangkannya.
Gunung Kidul juga memiliki potensi wisata lain berupa pantai dengan garis pantai sepanjang 72 km beserta keunikannya masing-masing, di samping juga banyak terdapat wisata gua, dan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran.
Untuk aksesibilitas udara, dalam waktu dekat tidak jauh dari di wilayah itu juga segera dibuka bandara baru di Kulon Progo yakni New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA).
"Kunjungan wisatawan meningkat lebih dari 3,5 juta dan ada investor yang segera membangun hotel atau resort yang representatif, juga homestay yang banyak dikembangkan oleh masyarakat," katanya.
Sementara masyarakat dan anggota IKG sendiri aktif mempromosikan pariwisata Gunung Kidul salah satunya dengan menggelar Rasulan Gunung Kidul berupaya gelaran seni budaya yang dihadiri ribuan orang di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta.
Acara yang dihadiri sekitar 5.000 orang itu dirangkai dengan gelaran seni dan budaya meliputi parade gunungan, drum band, penthul beles, gagak merak, toklik, reog, doprik, angklung, rinding gubeng, punokawan, pameran kuliner dan oleh-oleh khas Gunung Kidul, hingga pertunjukan campur sari.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Gunung Kidul (IKG) Eddy Sukirman mengatakan ada 300.000 warga asli Gunung Kidul yang tinggal di Jabodetabek.
"Kami yang tergabung di IKG ini siap membantu untuk kemajuan Gunungkidul. Bahkan saat ini kita memiliki sekolah IKG yang berada di Kalimalang, Bekasi," katanya.
Baca juga: Kelok 18 dukung pariwisata Yogyakarta-Gunung Kidul
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019