Dua hari setelah kecelakaan, Duke of Edinburgh itu juga tertangkap kamera mengendarai Land Rover tanpa sabuk pengaman.
Hello! mewawancarai mantan petugas keamaan kerajaan Simon Morgan dari Trojan Consultancy yang menjelaskan keputusan tak mengenakan sabuk pengaman selalu diputuskan berdasarkan kasus per kasus.
Terkadang, anggota kerajaan tidak pakai sabuk pengaman justru demi keamanan mereka, contohnya kalau mereka harus meloloskan diri dengan segera dalam keadaan darurat.
"Selalu ada anomali," kata Simon dilansir Hello!, Rabu (23/1).
"Dalam matriks ancaman dan risiko itu adalah masalah bagaimana melihat setiap situasi individu untuk memutuskan apa cara terbaik untuk mencapai apa yang perlu dicapai. Misalnya, mengingat bahwa orang bisa lebih cepat keluar masuk kendaraan kalau tak pakai sabuk pengaman."
Simon melanjutkan, kadang-kadang penampilan anggota keluarga kerajaan juga perlu diperhitungkan, atau preferensi pribadi mereka.
"Juga, apa yang penting tentang peristiwa atau situasi ini? Apakah penampilan seseorang penting? Dan juga pilihan individu," katanya, menambahkan: "Perlindungan adalah bidang peraturan yang sangat unik dan ada banyak wilayah abu-abu, tetapi Anda selalu menilai setiap situasi untuk menimbang risiko dan ancaman dengan hasil yang ingin Anda capai. "
Setelah Pangeran Philip tertangkap kamera tanpa sabuk pengaman, banyak yang mempertanyakan apakah anggota keluarga kerajaan bebas dari hukum.
Ratu dan keluarganya sebenarnya tak diperbolehkan berkendara tanpa sabuk pengaman, tetapi ada kalanya mereka secara hukum tidak diharuskan mengenakan sabuk pengaman.
Ini termasuk ketika "seseorang [terlibat] dalam prosesi yang diselenggarakan oleh atau atas nama Mahkota atau yang biasanya atau diadakan secara adat".
Warga negara, termasuk anggota keluarga kerajaan, juga dibebaskan jika kendaraan mereka tidak memiliki sabuk pengaman seperti mobil-mobil klasik, di mana keluarga kerajaan memiliki beragam jenis mobil klasik.
Baca juga: Ratu Elizabeth menyetir tanpa sabuk pengaman sehari setelah suaminya kecelakaan
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019