The Guardian pada Senin (29/1) menyebut Taylor Swift bisa jadi panutan untuk kemanan siber. Alasannya, Swift sangat serius soal keamanan data digital.
Dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone tahun 2004, dia mengungkapkan bahwa dia hanya memutar album yang akan diluncurkannya, "1989", di iPhone dengan headphone supaya tak kena sadap.
"Jangan mulai bicara soal penyadapan denganku. Ini bukan hal yang baik untuk dibicarakan di publik. Saya panik ... Saya harus menghentikan diri saya dari memikirkan berapa banyak aspek teknologi yang saya tidak mengerti. Kalau speaker bisa mengeluarkan suara ... kemungkinan mereka juga bisa mengirim suara kan? Atau 'dia mengangkat ponselnya' mereka dapat mengaktifkannya, kan? Saya cuma bilang, kita tak akan pernah tahu."
Pernyataan Swift itu seolah-olah meramalkan apa yang terjadi dengan insiden bug di Apple minggu ini di mana bug mengaktifkan mikrofon tanpa sepengetahuan pengguna. Bug juga disebut bisa menampilkan video, padahal penerima menolak panggilan tersebut.
Pada 2017, Ed Sheeran mengungkapkan bahwa berkolaborasi dengan Swift melibatkan keamanan tingkat NSA.
“Saya berada di San Francisco dan mereka mengirim seseorang dengan tas kerja yang terkunci dengan iPad dan satu lagu di atasnya dan mereka ... memainkan lagu yang telah saya lakukan dengannya," kata Ed Sheeran kepada majalah Brasil Capricho. "Mereka bertanya apakah aku menyukainya, dan aku seperti, 'Ya,' dan kemudian mereka mengambilnya kembali, itulah bagaimana aku mendengarnya."
Sikap super hati-hati Swift yang ekstrem itu bahkan telah mendorong terbentuknya akun penggemar di Twitter, SwiftOnSecurity.
Itu bisa jadi cybersecurity paling informatif di internet.
Baca juga: Apple matikan sementara FaceTime karena bug
Baca juga: Taylor Swift gunakan teknologi pengenalan wajah cegah penguntit
Baca juga: Taylor Swift orang paling berpengaruh di Twitter sepanjang 2018
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019