"Itu dana yang dibutuhkan untuk satu orang dalam satu perjalanan, namun hal tersebut tidak bisa dibebankan pada masyarakat," kata Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar, di Jakarta, Rabu.
Manajemen MRT mengusulkan tarif sebesar Rp8.500 per 10 kilometer pada pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan masih menunggu persetujuan. Karena cukup banyak kekurangan tersebut, kata dia, mereka berupaya mengembangkan bisnis untuk memenuhi kekurangan pendapatan pada tiket.
Direktur Pengembangan Bisnis MRT, Ghamal Perism menyebut, setidaknya ada tiga strategi pengembangan bisnis yang dilakukan pihak MRT untuk menutup kekurangan biaya operasional itu.
Pertama, adalah kemitraan nama stasiun dengan sistem sponsorship dengan kontrak selama lima tahun pada perusahaan yang berjarak 700 meter dari stasiun.
Saat ini ada empat stasiun yang telah menjalin kemitraan yakni Dukuh Atas (BNI), Setiabudi (Astra), Istora (Mandiri), Sisingamangaraja (ASEAN yang merupakan kerjasama diplomatik).
"Saat ini untuk tahap dua dibuka empat stasiun yang terbuka untuk seluruh perusahaan di Indonesia," ujar dia.
Kedua, adalah area komersial di stasiun bagi perusahaan retail. Saat ini, kata Ghamal sudah ada 15 mitra retail yang telah bergabung di 10 stasiun pada tahap satu.
"Pada tahap kedua MRT membuka tiga stasiun untuk delapan mitra retail baru yakni di Haji Nawi (tiga lokasi), Blok A (empat lokasi) dan Sisingamangaraja (satu lokasi)," ujar dia.
Yang ketiga, adalah penyediaan 16 lokasi untuk UMKM di lima stasiun yakni Lebak Bulus (enam UMKM), Haji Nawi (satu UMKM), Blok A (satu UMKM), Fatmawati (enam UMKM) dan Dukuh Atas (dua UMKM).
Saat ini, lanjut dia, telah ada 16 UMKM yang terdiri dari kuliner (delapan pedagang), busana (lima pedagang) dan kerajinan (tiga pedagang) yang diharuskan membayar sekitar Rp1,3 juta setiap bulan untuk lokasinya.
"MRT bersama Bekraf akan menyeleksi proposal UMKM dan memilih 16 mitra UMKM untuk diberikan kesempatan menempati lima stasiun itu dan mendapatkan pembinaan inkubator bisnis," kata Ghamal.
Selain itu, MRT menggandeng perbankan sebagai mitra untuk sistem tiket pembayaran dan juga kerjasama dalam hal promosi MRT Jakarta.
MRT Jakarta akan beroperasional mulai 24 Maret 2019 setelah diujicoba publik dan latihan keadaan darurat (emergency operating training) mulai 26 Februari 2019 mendatang.
Pada waktu tersebut, masyarakat umum juga bisa menggunakan moda transportasi baru di Jakarta ini dengan cuma-cuma, namun harus mendaftar terlebih dahulu di laman web resmi MRT Jakarta.
MRT Jakarta direncanakan akan menjadi bagian program terintegrasi transportasi di Jakarta bernama Jak Lingko yang akan mengintegrasikan moda angkutan MRT, LRT dan TransJakarta.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019