Bupati Bogor, Ade Yasin, di Bogor, Rabu mengatakan, pihaknya bersama jajaran pemerintah wilayah di kelurahan dan desa akan menggelar gerakan serentak (Gertak) pemeriksaan jentik nyamuk, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan pengasapan pada 31 Januari 2019.
"Kami sudah turun ke masyarakat memberikan Abate dan mengintruksikan lurah, kepala desa maupun camat untuk serius menangani kasus DBD di masing-masing wilayah," katanya.
Bupati mengatakan jumlah warga yang terjangkit DBD kurun waktu Januari 2019 sudah mencapai ratusan dan lima orang meninggal dunia, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor belum menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sebab, lanjut dia, wabah DBD masih bisa ditangani oleh rumah sakit, Dinas Kesehatan, dan masyarakat yang peduli lingkungan.
"Wabah DBD sudah menjadi perhatian di nasional, maka itu kami mengajak warga agar melakukan hidup sehat dan melakukan langkah pencegahan," ujar Bupati.
Lebih lanjut, ia meminta kepada pihak rumah sakit swasta dan negeri untuk melaporkan sesegera mungkin data warga Bogor yang dirawat karena menderita DBD, sehingga Pemkab Bogor bisa melakukan langkah pencegahan masif.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, sebelumnya menyatakan akan berusaha menekan angka kasus DBD di 40 kecamatan yang berada di wilayah tersebut.
"Kami meakukan upaya semaksimal mungkin penekanan kasus DBD," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Tri Wahyu Harini.
Selain surat imbauan sebagai langkah penekanan kasus DBD di wilayah Kabupaten Bogor, Dinas Kesehatan juga melakukan penyuluhan kewaspadaan DBD ke masyarakat dan memberikan pelatihan jumantik kepada warga di setiap Puskesmas.
Selanjutnya menggalakkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pemeriksaan jentik nyamuk atau penyelidikan epidemiologi secara berkala di rumah, dan rutin melakukan pengasapan di titik wilayah rawan DBD agar nyamuk tidak bersarang dan berkembang biak.
Pihaknya mencatat DBD selama 2018 ada 741 kasus, dari jumlah kasus ada delapan warga Kabupaten Bogor meninggal dunia yang kebanyakan di usia anak-anak.
Ia mengemukakan, sesuai data Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor kasus DBD pada 2018 paling banyak terdapat kasus tersebut di Kecamatan Gunung Putri sebanyak 80 kasus.
Menyusul wilayah Kecamatan Cileungsi ada 57 kasus, Klapanunggal (54), Rancabungur (41), Parung (40), dan Kecamatan Ciampea ada 33 kasus DBD.
"Kami mengimbau warga untuk menjaga kebersihan dan terpenting rutin melakukan PSN di masing-masing rumah dan menerapkan gerakan menutup, menguras dan mengubur (3M)," ujar Tri.
Baca juga: Wabah DBD serang puluhan warga Garut Jabar
Baca juga: Empat penderita DBD di Bojonegoro meninggal dunia
Pewarta: Muhammad Irwan Supriyadi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019