• Beranda
  • Berita
  • Bursa Wall Street menguat, saham Apple dan Boeing melonjak

Bursa Wall Street menguat, saham Apple dan Boeing melonjak

31 Januari 2019 07:14 WIB
Bursa Wall Street menguat, saham Apple dan Boeing melonjak
Logo Apple Inc pada layar elektronik di New York, Amerika Serikat (REUTERS / Mike Segar)
New York (ANTARA News) - Saham-saham Bursa Wall Street lebih tinggi pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve AS (Fed) mempertahankan suku bunga acuannya, tidak berubah. Saham Boeing dan Apple Inc melonjak.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 434,90 poin atau 1,77 persen, menjadi berakhir di 25.014,86 poin. Indeks S&P 500 naik 41,05 poin atau 1,55 persen, menjadi ditutup di 2.681,05 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir 154,79 poin atau 2,20 persen lebih tinggi, menjadi 7.183,08 poin.

Bank sentral AS pada Rabu (30/1) mengatakan dalam sebuah pernyataannya bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan kisaran target untuk suku bunga acuan Federal Fund pada 2,25 persen hingga 2,50 persen dalam mendukung tujuan untuk mendorong lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga.

Indeks-indeks utama meningkat setelah The Fed merilis pernyataannya.

Baca juga: FED pertahankan suku bunga, sesuai ekspektasi pasar

Sementara itu, investor juga mencerna laporan laba triwulanan positif dari beberapa perusahaan besar serta data ekonomi utama.

Boeing, konstituen Dow, melaporkan laba per saham yang disesuaikan pada kuartal keempat sebesar 5,48 dolar AS dan pendapatan 28,3 miliar dolar AS, jauh melebihi perkiraan analis. Sahamnya melonjak 6,25 persen menjadi ditutup pada 387,72 dolar AS pada Rabu (30/1).

Saham Apple Inc juga melompat 6,83 persen setelah laporan labanya keluar sedikit lebih baik dari yang diharapkan. Perusahaan mencatat laba per saham 4,18 dolar AS dan pendapatan 84,3 miliar dolar AS.

Namun, perusahaan melihat penurunan tajam dalam pendapatan iPhone-nya, yang meningkatkan kekhawatiran para investor.

Di sisi ekonomi, penggajian (payrolls) swasta menunjukkan penambahan 213.000 pekerjaan pada Januari, laju yang jauh lebih cepat dari yang diperkirakan, karena pasar tenaga kerja melewati dampak penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS, menurut data yang dirilis Rabu (30/1) oleh penyedia layanan sumber daya manusia ADP dan Moody`s Analytics. Demikian laporan yang dikutip Xinhua.

Baca juga: Dolar AS jatuh setelah Fed pertahankan suku bunga

Baca juga: Harga minyak terus meningkat, stok AS melemah


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019