Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini sedang memproses penghitungan tarif rangkaian Moda Raya Terpadu (MRT) bekerjasama dengan Bank Indonesia.Saat ini, MRT dan BI rencananya sedang melakukan pengujian untuk dapat menggunakan tiket yang terintegrasi. Awalnya MRT Mengajukan tarif Rp8.500
"Saat ini tarif sedang dalam proses akhir untuk kita tentukan. Perhitungan-perhitungan semua sudah selesai sebetulnya. Kemudian kita juga akan lakukan berkerjasama dengan BI," kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Balaikota DKI Jakarta, Kamis.
Saat ini, MRT dan BI rencananya sedang melakukan pengujian untuk dapat menggunakan tiket yang terintegrasi. Awalnya MRT Mengajukan tarif Rp8.500
"Kita pada akhirnya, konsepnya nanti adalah pemberian PSO (Public Service Obligation) bukan per moda saja," kata Anies.
Saat ini pemberian PSO permoda saja, namun pemberian PSO, Gubernur katakan kemungkinan belum tahun ini. Namun ke depan konsepnya adalah pemberian PSO untuk keseluruhan juga disatu paket.
"Kalau nilainya (tarif) kita umumkan pada Februari mungkin pertengahan atau akhir," katanya.
Anies meresmikan Ratangga sebagai nama rangkaian MRT Jakarta pada 10 Desember 2018, sebelum menjalani uji coba terbatas pada akhir Desember 2018
Peresmian nama baru rangkaian MRT Jakarta ini dilakukan usai uji coba dan tinjauan langsung kereta oleh Anies dari Stasiun Bundaran HI menuju Lebak Bulus.
Terkait nama Ratangga, menurutnya mengandung pesan bahwa di sini ada kekuatan, ada perjuangan. Dimana mereka yang akan menggunakan kereta ini adalah mereka yang akan berjuang dan ketangguhan.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019