"Kesenjangan sosial dan ekonomi terjadi karena adanya disparitas kekuatan ekonomi, antara pengusaha besar berskala konglomerat dengan usaha rakyat yang sangat terbatas," kata KH Ma'ruf Amin, dalam sambutannya pada acara peluncuran dan bedah buku "The Ma'ruf Amin Way" di Gedung Smesco Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Jumat.
Hadir pada acara tersebut, Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga, Ketua Umum KSPN Nasari Sahala Panggabean, dan Ketua Umum Arus Bawah Indonesia (Arbi) Lukmanul Hakim.
Menurut Ma'ruf Amin, gagasannya soal ekonomi kerakyatan yang dibahas ya sebenarnya sederhana, tapi menjadi lengkap setelah dituangkan dalam buku bertajuk "The Ma'ruf Amin Way" ini.
Kiai Ma'ruf menjelaskan, konsep ekonomi rakyat ini prinsipnya adalah pemberdayaan ekonomi rakyat yang terbatas dengan membangun kemitraan yang lintas batas, tidak dibatasi oleh wilayah, etnis, maupun agama.
"Membangun kemitraan juga dengan pengusaha berskala besar, yang saling menguntungkan," katanya. Ma'ruf menyebut, kemitraan itu dapat dilakukan dalam semua aspek ekonomi, baik retail, manufaktur, maupun jasa.
Pada kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin menyindir pembangunan ekonomi pada era orde baru yakni membangun ekonomi konglomerat, dengan membesarkan sejumlah pengusaha menjadi konglomerat.
Sasarannya, kata dia, setelah menjadi besar, akan membantu pelaku usaha rakyat yang terbatas, dengan pola "trickle down effect", tapi praktik ya tidak ada yang menetas ke bawah. "Pelaku usaha kecil justru semakin sulit, sehingga memunculkan kesenjangan sosial dan ekonomi," katanya.
Menurut Ma'ruf melalui gagasan ekonomi kerakyatan yang dituangkan dalam Arus Baru Indonesia (Arbi), maka dibangun memperdayakan ekonomi rakyat. "Pembangunan ekonomi rakyat dengan mengutamakan gotong-royong, kebersamaan, saling tolong menolong," katanya.
Kiai Ma'ruf menambahkan, dalam konsep ekonomi rakyat itu dikembangkan dalam semua aspek, termasuk para santri didorong menjadi pelaku usaha, yang disebutnya satri preneur.
Kiai Ma'ruf menegaskan, bangsa Indonesia akan menjadi besar dan diperhitungkan dunia internasional, jika seluruh putra bangsanya bergotong-royong dan saling tolong-menolong membangun ekonomi nasional.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019