• Beranda
  • Berita
  • KBRI Seoul gelar pemeriksaan kesehatan pekerja migran

KBRI Seoul gelar pemeriksaan kesehatan pekerja migran

4 Februari 2019 05:10 WIB
KBRI Seoul gelar pemeriksaan kesehatan pekerja migran
Arsip: Petugas mendata sejumlah Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) saat Verifikasi Dokumen dan Pendaftaran Ujian Program G TO G Korea (PBT) Sektor Manufaktur Dengan Sistem Poin Tahun 2017 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/2/2017). (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Jakarta (ANTARA News) - KBRI Seoul mengadakan pemeriksaan kesehatan bersifat terbatas seperti periksa tensi dan konsultasi kesehatan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan yang dilakukan dr.Dita Anggara Putra di KBRI Seoul, Minggu, (3/2).

Pensosbud KBRI Seoul dalam keterangan persnya yang diterima Antara Senin, kegiatan pemeriksaan gratis ini menarik minat banyak PMI di Korsel. Tak kurang dari 40 WNI yang mayoritas PMI mendapatkan layanan kesehatan gratis.

Menurut dokter Dita Anggara Putra, yang sedang mengambil spesialisasi Orthologi dan traumatologi di UNS Solo itu, ada kecenderungan PMI di Korea Selatan saat pulang kerja tidak langsung beristirahat atau tidur, umumnya masih melakukan aktivitas lain dan main handphone. "Jika terus berlanjut, akan berdampak pada kesehatan dan badan tidak fit saat bekerja," ujarnya.

Selain kurang tidur, ditemukan pula sekitar 30% PMI memiliki tensi darah tinggi, berpotensi membahayakan apabila dibiarkan. Untuk itu dokter Dita berpesan agar para PMI menjalani hidup sehat. "Saya ingatkan agar semua PMI untuk tidak meninggalkan sarapan, mengatur waktu istirahat dan berolahraga yang cukup. Perhatikan kesehatan dan keselamatan kerja. Disarankan juga agar PMI memanfaatkan pemeriksaan kesehatan yang disediakan perusahaan," katanya.

Mukidi, salah satu pekerja migran yang mengikuti program pemeriksaan kesehatan berharap kegiatan ini lebih sering dilakukan KBRI Seoul. Mukidi selain bekerja juga sibuk mengisi waktu luang dengan main band, juga mengimbau agar teman-teman di Korea bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan gratis yang disediakan KBRI Seoul.

Keinginan Mukidi ini disambut positif Sekretaris I KBRI Seoul, Mulyadi. Kegiatan ini akan dilakukan secara rutin setiap bulan. "Kita akan bekerja sama dengan dokter yang saat ini tengah melakukan tugas di Korea Selatan, termasuk yang sedang magang di Chonnam National University Bitgoeul Hospital, Gwangju, Korea Selatan. Selain itu diupayakan untuk memanggil dokter dari Pusat, jika memungkinkan," ujarnya.

KBRI memprogramkan kegiatan pelatihan keuangan, pengenalan investasi dan pelatihan teknis lainnya. Menurut data KBRI Seoul, hingga Desember 2018, jumlah WNI yang tinggal menetap di Korsel sebanyak 38.886 orang. Dari jumlah tersebut, TKI/PMI yang dikirim Pemerintah sebanyak 29.360 orang, dan Anak Buah Kapal yang dikirim swasta sebanyak 5.320 orang. Mereka tersebar di 86 kota di Korea Selatan.

Selama tahun 2018, terdapat 39 WNI meninggal di Korea Selatan, sebagian besar PMI dan penyebabnya karena sakit, selain kecelakaan kerja. Pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan ini adalah bagian perlindungan yang dilakukan KBRI Seoul kepada WNI di Korea Selatan.

Selain kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis, KBRI juga mengadakan klinik konsultasi ketenagakerjaan dan masalah umum lain yang dihadapi WNI di Korea Selatan. Kedua kegiatan ini dirangkaikan dengan layanan kekonsuleran dan keimigrasian seperti perpanjang paspor, pembuatan SPLP, legalisasi Surat Kuasa, dan lain-lain, khusus WNI di Korea Selatan. Layanan ini dilakukan sebulan sekali pada hari Minggu.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019