Bogor (ANTARA News) - Umbi ganyong yang diolah menjadi mie mengantarkan pelajar SMK Wikrama Bogor dalam Kompetensi Keahlian Tata Boga menyabet juara 1 "Lomba Kreasi Bahan Pangan Lokal" yang diadakan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Kementerian Pertanian.Selain sulit didapatkan, bahan baku ganyong teksturnya lengket sehingga sulit dibentuk menjadi mi, namun dengan usaha keras akhirnya terbukti, mi yang berbahan baku tepung ganyong lebih kenyal
"Para pelajar kami berhasil meraih Juara 1 untuk resep 'Ramen Ganyong with Spicy Chicken Curry' dalam ajang itu," kata Humas SMK Wikrama, Rudy Benyamin di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Ganyong (Canna discolor L. syn. C. edulis, suku kana-kanaan atau Cannaceae) dikenal sebagai tumbuhan penghasil umbi yang cukup populer namun kelestariannya semakin terancam karena tidak banyak orang yang menanam dan mengonsumsinya. Umbi ganyong mengandung pati, meskipun tidak sebanyak ubi jalar.
Ia menjelaskan, dalam lomba pada akhir tahun 2018 itu, pelajar SMK Wikrama lainnya, juga menyabet juara 3 untuk resep "Roti Manis Talas Isi Fla Vanilla", dan juara harapan 1 untuk resep "Mocaf Almond Crispy".
Wakil SMK Wikrama yang berhasil merebut piala -- di luar juara 1 -- dalam lomba itu, di antaranya Ardiyanti Nada Aqilah dan Farly Putra Abidi, serta Nessa Julan Aulia dan Muhammad Pajar Purnama Diningrat.
Menurut Andhina Yorissa, salah satu siswi kompetensi keahlian tata boga yang berhasil meraih juara 1, selain sulit didapatkan, bahan baku ganyong teksturnya lengket sehingga sulit dibentuk menjadi mi.
"Namun, saya yakin, tepung ganyong ini bisa dijadikan mie, dan dengan usaha keras akhirnya terbukti, mie yang berbahan baku tepung ganyong lebih kenyal dibandingkan ketika dicoba menggunakan tepung talas atau mocaf," kata pelajar kelas 11 itu.
Ia menjelaskan resep ramen yang diolah timnya itu melewati dua tahap seleksi dalam lomba kreasi bahan pangan lokal ini.
Pertama, seleksi melalu video, di mana timnya dibantu oleh tim multimedia dalam pembuatan videonya, dan yang kedua seleksi demo masak secara langsung di hadapan para juri.
Ketika lomba, Andhina didampingi sejawatnya, Muhammad Riansyah saling bekerja sama.
Ia mengaku ada sensasi berbeda saat memasak di hadapan juri, yakni ada perasaan gugup.
Apalagi, ketika mereka hanya diberi waktu dua jam, dan pada saat masak dilihat dan ditanya-tanya langsung oleh juri.
"Ini pertama kalinya saya ikut lomba, dan senang sekali bisa mendapatkan juara, tentunya ke depan saya ingin mengikuti lomba lebih banyak lagi membawa nama baik sekolah, selain itu saya juga ingin mengembangkan potensi saya dalam memasak," kata Andhina.
Sementara itu, guru pembimbing Kompetensi Keahlian Tata Boga SMK Wikrama, Tri Jaya Suling, mengatakan awal mula siswanya bisa mengikuti lomba ini karena SMK Wikrama mendapatkan undangan langsung dari panitia kegiatan.
"Kami tertarik dengan konten lombanya, yaitu memanfaatkan pangan lokal sebagai bahan suatu makanan," katanya.
Selanjutnya, dilakukan seleksi siswa dan mempersiapkan mereka untuk mengikuti lomba itu.
Persiapan dilakukan siswa selama sepekan sebelum lomba berlangsung, dimulai dari ide pangan lokal yang akan dibuat menjadi sebuah masakan, hingga eksekusi pembuatannya.
Ia mengakui dalam dalam persiapan ia dan siswanya mengalami beberapa kesulitan.
"Untuk resep ramen ganyong terutama, kami sulit mendapatkan bahannya, karena ganyong ini merupakan umbi-umbian yang musiman, keberadaannya pun belum banyak diketahui orang," kata Tri Jaya Suling.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Prawitama, yang menaungi SMK Wikrama, Dr drh Agus Lelana, Sp.MP, M.Si, menambahkan bahwa apa yang diraih pelajar sekolah itu akan terus ditingkatkan pada tahun 2019, dari kompetensi keahlian yang ada, baik skala lokal, nasional, regional dan internasional.
Kompetensi keahlian di SMK Wikrama saat ini adalah, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Teknik Komputer dan Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak, Multimedia, Bisnis Daring dan Pemasaran, Tata Boga dan Perhotelan.
Selain kantor pusatnya di Kota Bogor, Jawa Barat, SMK Wikrama juga ada di Kabupaten Garut (Jabar), Kabupaten Jepara (Jateng), Kabupaten Semarang (Jateng), dan di Kota Banjarmasin (Kalsel).
SMK Wikrama adalah lembaga pendidikan yang kawasannya berada di perkampungan padat penduduk. Meski, demikian deretan prestasi daerah, nasional, dan bahkan internasional telah diukir para siswanya.
Harian "Kompas" dalam sebuah laporannya berjudul "SMK Wikrama Bogor, Oase di Tengah Mahalnya Pendidikan" menyebut bahwa orang tua murid sebagian besar berasal dari kalangan ekonomi lemah, seperti penjaga vila di kawasan Puncak, pedagang asongan, tukang ojek, penjual rujak, dan "paling prestisius" adalah sopir angkutan kota (angkot).
Baca juga: SMK Wikrama wakili Indonesia di film Unesco
Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019