Banjarmasin, (ANTARA News) - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengakibatkan seorang balita berusia 5 tahun di Kelurahan Kuripan, Banjarmasin Timur, meninggal dunia.Kkasus positif DBD yang terdata sampai saat ini sebanyak tujuh orang, satu di antaranya meninggal dunia
Adanya korban meninggal akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut diungkapkan Kabid Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, dr Atmi saat rapat dengan Komisi IV DPRD kota setempat, Rabu .
"Kasus adanya meninggal dunia akibat diserang DBD itu terjadi pada Januari 2019," ujar Atmi.
Dia menyatakan, kasus positif DBD yang terdata pihaknya sampai saat ini sebanyak tujuh orang, satu di antaranya meninggal dunia.
"Kalau yang katagori demam dengue (DD) itu kasusnya terdata sebanyak 95 orang," ujarnya.
Dia mengemukakan, pihaknya tidak menutupi kejadian adanya korban meninggal DBD ini, sebab kepastiannya perlu penyelidikan mendalam, hingga bisa disebutkan memang akibat virus DBD tersebut penyebabnya.
"Jadi ada informasi, kita mengecek betul, sebab bisa saja korban meninggal akibat penyakit lain, bukan karena DBD," kata Atmi.
Misalnya, kata Atmi, adanya informasi satu korban jiwa akibat DBD di wilayah Kelurahan Sungai Andai, saat ini sedang ditangani untuk dicek kebenarannya, termasuk meminta rekaman medisnya di rumah sakit.
Sehingga, kata dia, keterangan resmi Dinkes tentang korban di DBD ini ke publik benar-benar valid dan bisa dipertanggung jawabkan.
Menurut Atmi, dengan adanya korban jiwa akibat DBD ini, pihaknya pun sudah menyatakan seperti "kejadian luar biasa" dalam penanganannya di lapangan.
"Jadi pencegahan, sosialisasi untuk penanganan DBD termasuk pemberantasan sarang nyamuk kita gencarkan ini di lapangan," tandasnya.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Zainal Hakim menyatakan, Dinkes harus betul-betul serius menangani wabah DBD ini, sebab sudah ada korban jiwa.
"Harus sering turun ke masyarakat menyampaikan kewaspadaan, termasuk gelar pemberantasan sarang nyamuknya," katanya.
Apalagi, kata dia, penyebaran kasus DBD ini disinyalir peningkatan dari tahun sebelumnya, termasuk di bulan yang sama.
"Jadi adanya korban jiwa ini membuat sedih, seharusnya tidak terjadi lagi," kata Zainal.
Baca juga: Kabut asap Kalsel pekat, Dinkes siapkan 1.500 masker
Baca juga: Kondisi Udara Kalsel Dinyatakan Berbahaya Bagi Kesehatan
Pewarta: Sukarli
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019