Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan realisasi pertumbuhan ekonomi dan inflasi selama 2018 yang tercatat mencapai 5,17 persen dan 3,13 persen, patut disyukuri.Ya patut kita syukuri Alhamdulillah, 5,17 persen itu sebuah angka yang baik kalau dibandingkan negara-negara lain
"Ya patut kita syukuri Alhamdulillah, 5,17 persen itu sebuah angka yang baik kalau dibandingkan negara-negara lain," kata Presiden Jokowi usai Perayaan Imlek Nasional 2019 di Kawasan Kemayoran Jakarta, Kamis.
Ia menyebutkan dibandingkan dengan negara negara G20, Indonesia termasuk tinggi.
Menurut dia, Indonesia sudah masuk ke dalam Grup G20 yang PDB lebih dari satu triliun dolar AS.
"Kita jangan kufur nikmat, kalau diberi kenikmatan pertumbuhan ekonomi yang di atas lima persen, inflasinya 3,13 persen, harus disyukuri karena ekonomi dunia juga masih pada posisi yang tidak baik yang tidak menguntungkan kita," katanya.
Presiden berharap pertumbuhan ekonomivpada 2019 lebuh tinggi dari 2018 dengan pendorong dari dua hal yaitu terkait ekspor dan investasi.
"Kita terus mendorong ekspor sebanyak-banyaknya sekaligus mengurangi impor, juga mendorong adanya barang-barang substitusi impor dengan diproduksi di dalam negeri, sementara terkait investasi, kita terus memperbaiki dan menyederhanakan perizinan-perizinan yang ada di pusat maupun di daerah," kata Presiden.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 mencapai 5,17 persen atau tertinggi sejak 2014.
Namun, BPS juga mencatat pada 2018 pertumbuhan impor melewati kinerja ekspor.
Dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (6/2) Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 sebesar 5,17 persen merupakan pencapaian yang baik di tengah tekanan ketidakpastian ekonomi global.
"Di tengah tekanan ekonomi global seperti kenaikan suku bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve, mulainya perang dagang, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa 5,17 persen. Kita memang bukan the best, tapi pencapaian kita tetap baik," katanya.
Jika merujuk pencapain pada kuartal IV 2018, maka ekonomi Indonesia tumbuh 5,18 persen.
Melihat data BPS sejak 2014, ekonomi Indonesia bertumbuh paling tinggi pada 2018.
Pada 2014, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 5,01 persen, kemudian melambat ke 4,88 persen pada 2015.
Selanjutnya, ekonomi Indonesia naik kembali ke 5,03 persen pada 2016 dan merangkak lebih baik menjadi 5,07 persen pada 2017.
"Kita perlu melihat tekanan-tekanan yang timbul dan tidak bisa diduga seperti dari eksternal. Memang pertumbuhan tahun ini tidak seperti target di rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN)," ujar dia.
Pada APBN 2018, Indonesia mencanangkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen.
Baca juga: Presiden ungkap pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,17 persen
Baca juga: Jokowi tentang integrasi infrastruktur transportasi dorong pertumbuhan ekonomi
Pewarta: Agus Salim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019