• Beranda
  • Berita
  • Perkuat ekonomi kerakyatan dengan "memanfaatkan" pers

Perkuat ekonomi kerakyatan dengan "memanfaatkan" pers

8 Februari 2019 14:12 WIB
Perkuat ekonomi kerakyatan dengan "memanfaatkan" pers
Ilustrasi - Karyawan mikro Bank Mandiri mengunjungi debitur KUR petani kopi di perkebunan kopi di Cimaung, Gunung Puntang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (10/11/2018). Bank Mandiri memajukan ekonomi kerakyatan melalui penyaluran KUR sektor produksi seperti usaha pertanian berbasis community development pada perhutanan sosial dan penyaluran KUR produksi mencapai Rp7,49 triliun atau 49 persen dari penyaluran KUR Mandiri sebesar Rp15,28 triliun hingga Oktober 2018. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/hp.)
Purwokerto (ANTARA News) - Promosi dalam kegiatan perekonomian merupakan sesuatu yang sangat penting agar produk dikenal masyarakat luas, baik lokal, regional, nasional, maupun internasional.

Berbagai upaya pun dilakukan pelaku ekonomi untuk mempromosikan produk yang dihasilkan, salah satunya melalui pemberitaan di media massa atau pers karena merupakan pilar keempat dalam demokrasi dan dinilai memiliki kekuataan besar untuk membangun bangsa.

Dalam kaitannya dengan ekonomi kerakyatan yang gencar digalakkan oleh pemerintah, pers memiliki peran yang sangat strategis untuk ikut memperkuat sistem perekonomian yang dibangun dengan kekuatan dari ekonomi rakyat itu.

Melalui pers itulah, ekonomi kerakyatan yang dikembangkan di suatu daerah dapat diinformasikan dan dipromosikan hingga daerah lain.

Oleh karena itu, pakar komunikasi Marshall McLuhan menyebut pers sebagai "the extended man", yaitu yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain pada momentum bersamaan.

Terkait dengan peran pers dalam mendukung dan memperkuat ekonomi kerakyatan, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sigit Oediarto mengatakan hal itu tidak lepas dari fungsi dan perannya untuk menginformasikan dan mempromosikan berbagai kegiatan masyarakat, misalnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Salah satu yang bisa dilakukan oleh pers adalah mempromosikan mereka (UMKM, red.) karena dengan promosi bisa diketahui secara luas oleh masyarakat tidak sekadar lokal, regional, nasional, bahkan internasional melalui media yang sekarang berbasis digital," katanya.

Peran dan fungsi pers sebagai media informasi disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Fungsi pers sebagai media informasi, karena masyarakat memerlukan informasi mengenai berbagai hal yang diperlukan dalam hidupnya, baik informasi ekonomi atau bisnis, politik, hobi, maupun bidang-bidang lainnya.

Selain itu, pers sebagai media pendidikan karena informasi yang disebarluaskan melalui media massa mempunyai fungsi mendidik, mencerdaskan, mengandung kebenaran, dan mendorong orang berbuat kebaikan.

"Dengan adanya media berbasis digital, usaha-usaha yang ada di desa pun bisa dikenal di luar desanya, bahkan hingga tingkat nasional maupun internasional. Di situlah peran media dalam memromosikan UMKM di berbagai sektor," katanya.

Kendati demikian, dia mengakui para pelaku ekonomi kerakyatan yang baru memulai usaha (startup) membutuhkan kreativitas dan inovasi agar produk yang dihasilkan cepat dikenal dan diterima oleh masyarakat.

Tanpa adanya kreativitas maupun inovasi, ekonomi kerakyatan yang dijalankan agak susah berkembang meskipun telah menggunakan media sosial sebagai sarana promosi. Pers akan tertarik untuk memberitakan jika ada sesuatu yang unik, menarik, langka, dan baru.

"Kalau mampu membuat hal-hal seperti itu (unik dan menarik, red.), saya kira media tanpa diminta pun akan ikut mempromosikan melalui pemberitaan," katanya

Terkait dengan peran pers dalam memperkuat ekonomi kerakyatan, Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Mite Setiansah, mengatakan perlu adanya sinergi antara ekonomi kerakyatan, perkembangan teknologi, dan pers.

Menurut dia, masih perlu lebih banyak lagi kepedulian pers terhadap ekonomi kerakyatan, khususnya yang baru memulai usaha, misalnya dengan menyediakan ruang untuk mengakomodasi kelompok-kelompok anak muda yang biasanya mengedepankan ekonomi kreatif berbasis digital

"Oleh karena baru memulai, mereka membutuhkan dukungan dari banyak pihak. Jadi bila perlu, dalam media-media yang sudah ada disediakan ruang-ruang yang khusus mengangkat profil para startup sehingga dapat menginspirasi anak muda lainnya bahwa itu bisa menjadi sebuah solusi sekarang ini," katanya.

Ia mengatakan saat sekarang harus lebih banyak orang yang mengubah pola pikir mahasiswa atau generasi muda bahwa aktualisasi diri mereka ke depan tidak harus menjadi pegawai negeri sipil atau karyawan.

Akan tetapi jika pers banyak mengangkat atau menunjukkan berbagai aktivitas di bidang ekonomi kreatif berbasis digital yang sangat dekat dengan kehidupan anak-anak muda, hal itu sudah bisa menjadi inspirasi dan solusi bagi mahasiswa maupun generasi muda.

Hal itu juga dapat dilakukan oleh pers dalam memperkuat ekonomi kerakyatan secara umum, antara lain dengan menunjukkan ruang-ruang yang selama ini belum banyak disentuh oleh media-media arus utama yang besar karena mungkin dinilai tidak memiliki nilai berita atau nilai jual dan tidak memiliki sensasi kontroversinya.

Padahal, jika pers lebih banyak mengangkat pemberitaan tentang warung dan usaha kecil lainnya, hal itu akan sangat membantu penguatan ekonomi kerakyatan.

"Apalagi sekarang ekonomi kerakyatan pun sudah banyak memanfaatkan media daring  (online) dan digital. Kalau memang dianggap ada yang belum tersentuh media itu, ya, saya kira pers bisa menjadi perantara untuk membantu memperkenalkan," katanya.

Dalam hal ini, jangan biarkan pelaku ekonomi kerakyatan secara umum hanya menjadi penonton perubahan teknologi. Pers juga perlu memantau tulisan-tulisan pewarta warga yang ada di media sosial karena biasanya terdapat ajakan untuk memviralkan usaha kreatif yang ada di daerahnya.

"Mungkin usaha kreatif itu tidak diberitakan karena memang pers belum tahu kalau ada ekonomi kerakyatan yang sedang berkembang. Sekarang ini, kekuatan yang paling besar untuk mengangkat hal 'kecil' menjadi 'besar' adalah media sosial, jadi enggak apa-apa kalau pers menggunakan 'kicauan' dari masyarakat untuk mendengar 'oh ternyata di sana ada yang baru berkembang'," katanya.

Selama ini, pers khususnya televisi sering kali menggelar semacam kompetisi untuk memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh berprestasi dan sebagainya yang diusulkan oleh masyarakat.

Oleh karena itu, kata dia, tidak ada salahnya jika dibuat kompetisi serupa untuk memberikan penghargaan kepada kegiatan ekonomi kerakyatan.

Peran pers yang sangat besar dalam memperkuat ekonomi kerakyatan juga diakui Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Agus Chusaini karena banyak UMKM mitra binaan KPw BI Purwokerto yang menjadi besar berkat pemberitaan media massa.

"Pers memiliki peran yang luar biasa dalam mendukung perkembangan ekonomi kerakyatan salah satunya UMKM," kata Agus.

Menurut dia, pers merupakan sumber informasi dan pengetahuan sehingga dapat memberikan motivasi bagi UMKM untuk tumbuh lebih baik lagi.

Selain itu, UMKM bisa lebih dikenal secara luas dan terdorong untuk meningkatkan kreativitasnya karena banyak ide dan masukan yang bisa diperoleh UMKM melalui pers.

"Di era digital seperti sekarang ini, UMKM harus bisa lebih maju lagi karena berbagai informasi dapat diperoleh dengan mudah. Media merupakan pusat pembelajaran karena banyak informasi dan pengetahuan yang dapat diperoleh UMKM untuk lebih maju," katanya.

Komisaris Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Serang Makmur Sejahtera, Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Sugito pun, merasakan peran pers dalam memperkuat ekonomi kerakyatan di desanya.

Pers berperan memberikan informasi kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan terkait dengan kondisi riil di lapangan, khususnya mengenai ekonomi kerakyatan yang berkembang di desa itu.

Sebelumnya, Desa Serang yang berada di lereng Gunung Slamet sebelah tenggara itu kurang dikenal masyarakat, namun berkat pemberitaan media massa, seperti televisi, media cetak, dan media daring, desa itu menjadi dikenal masyarakat luas dari sisi pertaniannya maupun pariwisata.

"Berkat media massa, sejumlah destinasi wisata yang dikelola BUMDes Serang Makmur Sejahtera makin dikenal masyarakat sehingga sektor UMKM yang menjadi bagian dari ekonomi kerakyatan pun menggeliat," kata Sugito yang juga Kepala Desa Serang.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Alif Faozi, menilai pers memiliki peran besar dalam mendukung promosi pariwisata suatu daerah.

Menurut dia, kesuksesan agenda wisata tahunan berupa "Dieng Culture Festival" yang berdampak pada peningkatan kegiatan ekonomi kerakyatan, khususnya UMKM, di Desa Dieng Kulon tidak lepas dari peran pers atau media massa.

Oleh karena itu, Alif mengaku setiap kali diminta Kementerian Pariwisata untuk mendampingi sejumlah daerah di Tanah Air dalam pengembangan desa wisata, dia selalu mengimbau pelaku wisata yang didampinginya agar bergandengan dengan media massa.

"Saya selalu berpesan kepada pelaku wisata yang saya dampingi agar dekat dengan teman-teman media massa karena wartawan memiliki keahlian dalam mempromosikan pariwisata melalui berbagai tulisan atau pemberitaan," katanya.

Pada era perkembangan teknologi dan informasi yang pesat ini, peranan pers tetap penting dalam mendukung penguatan ekonomi kerakyatan.*


Baca juga: Jargon ekonomi kerakyatan paling laku "dijual"

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019