Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tumiyono menyampaikan pengembangan kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan capai 55 persen pada 2019.tahapan pembangunan darat (mainland) yang dilakukan yakni membuat pondasi, membangun dudukan rel, membangun terowongan, dan memasukkan rel yang juga melewati terowongan
"Kemajuan pembangunan keseluruhan targetnya 55 persen, urutannya pondasi, dudukan rel, rel lewat terowongan, terowongannya jadi dan relnya masuk," kata Tumiyono di Jakarta, Jumat.
Ia memaparkan, pengembangan kereta cepat saat ini difokuskan pada pembangunan darat, di mana pembebasan tanahnya telah mencapai 90,1 persen.
"Sisanya 9 persen itu isinya adalah fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) yang tidak harus selesai sekaligus, karena itu bisa parsial," ungkap Tumiyono.
Menurut dia, untuk menuntaskan lahan fasos dan fasum, diperlukan negosiasi dengan masyarakat setempat agar mencapai kesepakatan.
"Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama bisa selesai, karena kita harus nego, misalnya memindahkan masjid menjadi ke mana, dan semacamnya," ujar Tumiyono.
Adapun tahapan pembangunan darat (mainland) yang dilakukan yakni membuat pondasi, membangun dudukan rel, membangun terowongan, dan memasukkan rel yang juga melewati terowongan.
Setelah rampung, akan dilanjutkan dengan pembangunan transit oriented development (TOD).
"TOD prioritasnya, kalau kereta cepat itu di deliver 2021, berarti minimal fasilitas sudah harus rampung," tukas Tumiyono.
Ia menambahkan, sebuah mesin boring asal China berdimensi 16 meter telah tiba di Halim, untuk mengebor jalur dari Halim menyebrang ke tol dengan panjang sekitar 800 meter.
"Sekarang pergerakannya seporadis. Tunnel sudah bergerak, pilar-pilar juga bergerak," tukasnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019