• Beranda
  • Berita
  • 320 anak Nduga mengungsi ke Jayawijaya akibat kontak senjata

320 anak Nduga mengungsi ke Jayawijaya akibat kontak senjata

8 Februari 2019 20:36 WIB
320 anak Nduga mengungsi ke Jayawijaya akibat kontak senjata
Arsip Foto. Kontak senjata antara kelompok kriminal senjata dan aparat TNI/Polri juga memaksa ratusan warga Distrik Tembagapura mengungsi ke Timika, Papua, pada 19 September 2017. (ANTARA FOTO/SPEDY)
Wamena (ANTARA News) - Anggota tim penanganan pengungsi Kabupaten Nduga di Provinsi Papua pada Jumat mengatakan 320 anak mengungsi bersama orangtua maupun sendirian ke Kabupaten Jayawijaya karena baku tembak antara kelompok kriminal bersenjata dan aparat TNI/Polri yang hingga sekarang masih terjadi di daerah mereka.

Anak-anak yang mengungsi di Jayawijaya berasal dari beberapa distrik di Kabupaten Nduga seperti Distrik Mbua, Yal, Ndal, Mapenduma, Nirkuri, Mbulmu Yalma, Ininggal, Mam dan Iniye.

Ence Geong, anggota tim penanganan pengungsi Nduga, saat berada di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, mengatakan anak-anak itu merupakan murid dari 10 Sekolah Dasar, lima Sekolah Menengah Pertama dan dua Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Nduga.

"Saat kami mengumpulkan mereka di gedung gereja ini pada Senin kemarin, jumlahnya sekitar 500 lebih," katanya tentang anak-anak yang mengungsi di satu gereja dengan daya tampung 800 sampai 1.000 orang.

Ia mengatakan tim penanganan pengungsi berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk mendirikan sekolah darurat bagi anak-anak pengungsi Nduga.

"Kami membutuhkan fasilitas penunjang lainnya seperti bangunan asrama bagi anak-anak, karena kasihan mereka ada yang cukup jauh untuk datang sekolah di sini," katanya.

Kepala Sekolah SD Inpres Yigi di Kabupaten Nduga, Ledy B Welly, yang juga mengungsi di Wamena, mengatakan sekolah mengupayakan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak yang mengungsi meski dengan fasilitas terbatas.

"Kita sudah tertinggal pelajaran kurang lebih sudah satu bulan, sehingga untuk kejar ketertinggalan, nanti rekan-rekan guru rapat untuk bagaimana mencari solusinya, karena guru mata pelajaran yang lebih tahu bagaimana caranya materi ini supaya siswa tidak ketinggalan," katanya.

Hingga Jumat sore, fasilitas sekolah darurat dengan panjang 100 meter lebih dan lebar sekitar empat meter sudah dibangun di halaman satu gedung gereja di Sinakma, Kabupaten Jayawijaya.

Bangunan beratap seng dengan penutup terpal pada bagian belakang, kiri dan kanan itu akan menjadi tempat belajar sementara bagi anak-anak asal Kabupaten Nduga yang mengungsi di Kabupaten Jayawijaya.

Baca juga:
Bupati jelaskan kehadiran TNI-Polri di Nduga untuk melindungi masyarakat
TNI siap lanjutkan pembangunan jalan Trans Papua

 

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019