• Beranda
  • Berita
  • Model penanganan bencana Indonesia jadi "Best Practice"

Model penanganan bencana Indonesia jadi "Best Practice"

9 Februari 2019 11:30 WIB
Model penanganan bencana Indonesia jadi "Best Practice"
Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama menjadi pembicara dalam diskusi roundtable bertema "Localization in Disaster Response: Lessons Learned and Good Practices in the Asia Pacific" di Jenewa, Swiss. (PTRI Jenewa)

Pengalaman Indonesia menangani bencana-bencana besar tahun lalu, khususnya bencana di Palu dan Donggala, banyak dijadikan pembelajaran dan model dalam pengelolaan bencana. 

Jakarta (ANTARA News) - Model penanganan bencana  Indonesia terpilih menjadi "Best Practice" dalam Pekan Jejaring dan Kemitraan Kemanusiaan (Humanitarian Networks and Partnerships Week/HNPW) 2019 yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss, pada 4-8 Februari. 

Status Indonesia sebagai juara pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction/DRR) pun kembali ditegaskan selama Pekan Jejaring dan Kemitraan Kemanusiaan, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari Perwakilan Tetap RI di Jenewa, yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Pengalaman Indonesia menangani bencana-bencana besar tahun lalu, khususnya bencana di Palu dan Donggala, banyak dijadikan pembelajaran dan model dalam pengelolaan bencana. 

Hal itu diungkapkan tidak hanya dalam kegiatan utama HNPW tetapi juga dalam kegiatan diskusi bertema "Localisation in Disaster Response: Lessons Learned and Good Practices in the Asia Pacific", yang diselenggarakan atas kerja sama Perwakilan Australia, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA). 

Dalam acara tersebut, delegasi Indonesia yang diwakili oleh Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama, menyampaikan bahwa Indonesia telah mengambil banyak pembelajaran dari bencana-bencana yang terjadi sebelumnya. 

Budi menekankan pentingnya peningkatan kapasitas aktor kemanusiaan yang terlibat dan pemahaman atas keperluan bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan serta penguatan kerja sama, baik antarinstansi di dalam negeri maupun antara instansi lokal dengan mitra internasionalnya. 

Lebih lanjut, Basarnas juga telah menunjukan kapasitasnya dalam setiap respon kedaruratan baik bencana alam ataupun kecelakaan transportasi.

Hal itu menjadi bagian penting dalam proses pemberian akreditasi Tim Urban SAR internasional kelas Medium kepada Basarnas. Dengan demikian, Basarnas dapat menjalankan misi SAR internasional dengan memberikan bantuan SAR ke luar negeri serta meningkatkan profesionalisme penanganan SAR dalam bencana di dalam negeri.

Direktur Eksekutif Pusat Bantuan Kemanusiaan ASEAN (AHA Centre) Adelina Kamal menilai bahwa ketegasan Pemerintah Indonesia dalam pengambilan keputusan dalam penanganan bencana di saat-saat genting patut menjadi contoh.

Sementara itu, Perwakilan Kantor Regional UNOCHA di Bangkok, Kristen Knutson, menyampaikan bahwa kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia sangat mudah karena tingkat kesiapsiagaan yang tinggi. 

HNPW ke-6 itu merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh UNOCHA bekerjasama dengan Pemerintah Swiss. HNPW bertujuan untuk memfasilitasi pembentukan dan penguatan jejaring antaraktor kemanusiaan. 


 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019