Proses pembelajaran di kelas harus dibenahi

9 Februari 2019 17:53 WIB
Proses pembelajaran di kelas harus dibenahi
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Supriano saat memberikan keterangan pada pers usai membuka progam Innovative Schools Programme (ISP) di Jakarta, Sabtu (9/2/2019). (ANTARA News/Indriani)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Supriano mengatakan proses pembelajaran di kelas harus dibenahi agar bisa menciptakan kelas yang menyenangkan.
   
"Saat ini kita fokus pada peningkatan proses pembelajaran, bagaimana meningkatkan kompetensi pembelajaran di kelas. Jadi prosesnya bukan konten atau materi pembelajarannya," ujar Supriano saat membuka program  Innovative Schools Programme (ISP) di Jakarta, Sabtu.
   
Menurut Supriano, untuk masalah konten atau materi pembelajaran guru-guru Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Akan tetapi yang masih menjadi kendala adalah prosesnya sehingga menjadikan kelas menyenangkan, siswa berpatisipasi aktif dan mampu mengungkapkan keinginannya.
   
Perbaikan proses pembelajaran tersebut dilakukan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan juga sistem zonasi. Untuk persentase peningkatan proses pembelajaran terdiri dari 70 persen pedagogik dan 30 persen konten atau materi pelajaran.
   
"Jika proses pembelajaran sudah baik, maka akan menghasilkan mutu yang baik pula," kata dia.
  
Supriano menyambut baik ISP yang diinisiasi sejumlah sekolah Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK), yakni  Jakarta Intercultural School (JIS) bersama Yayasan Emmanuel serta Mentari Intercultural School Jakarta dan lainnya.
  
Dengan metode modern, para pengajar dari sekolah SPK berbagi pengetahuan internasional mereka tentang cara dan praktik mengajar yang menarik sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
   
"ISP mendorong para guru agar melibatkan para murid selama proses tersebut. Mereka harus melakukan pendekatan dengan berbagai pertanyaan sehingga partisipasi siswa lebih tinggi," kata  Community Educational Outreach Coordinator JIS, Greg Zolkowski.
   
Greg menjelaskan bagi pihaknya pengetahuan tidak statis berada dalam kotak tertutup karena hal itu bisa diperoleh dari banyak arah dalam kelompok.
  
Selama program ISP, para guru dari berbagai sekolah negeri tersebut harus mengikuti workshop yang dipandu oleh 60 pengajar JIS dalam 10 pertemuan.
  
Topik meliputi manajemen kelas mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih tinggi, strategi pengajaran yang inovatif, belajar lewat permainan dan masih banyak lagi.

Pewarta: Indriani
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019