"Dari lima gudang di OKU Timur kami baru periksa langsung dua gudang dan menemukan sekitar 1.150 ton beras yang busuk," kata Ketua Komisi II DPRD OKU Timur Andi Syaiban Hidayat di Martapura, Sumatera Selatan, Minggu.
Terkait hal itu, politisi Partai Golkar ini meminta agar penegak hukum baik polisi maupun kejaksaan untuk menindaklanjuti temuan tersebut agar diusut tuntas sesuai hukum yang berlaku.
"Bahkan kami meminta Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) agar terjun langsung ke Sumsel untuk melihat puluhan ribuan ton beras busuk yang ditemukan di gudang Bulog ini," tegasnya.
Menurut dia, DPRD OKU Timur sudah beberapa kali memperingatkan Divre Bulog setempat untuk memperbaiki mutu dan distribusi beras agar yang disalurkan ke masyarakat berkualitas.
"Namun masalah seperti ini terus berulang. Belum lama ini kami sudah memanggil pimpinan Bulog Divre III OKU guna mempertanyakan terkait temuan 1.500 ton beras busuk yang ditemukan di gudang penyimpanan tersebut," kata dia.
Dalam pertemuan rapat dengar pendapat itu, lanjut dia, pihak Bulog setempat mengakui adanya beras busuk karena disimpan terlalu lama dan kondisi gudang Bulog yang perlu modernisasi.
"Ada beras yang mereka terima Oktober 2018 atau baru empat bulan tapi busuknya sama seperti beras yang disimpan sejak 2016-2017. Jadi alasan pihak Bulog ini sama sekali tidak masuk akal," ujarnya.
Sementara Kepala Bulog Sub Divre Kabupaten Ogan Komering Ulu, Deni Laksana Putra saat dihubungi melalui telepon genggamnya tidak dapat dikonfirmasi terkait hal tersebut meskipun dalam keadaan aktif.
Baca juga: DPR minta usut dugaan beras busuk di gudang bulog
Baca juga: Diusut, 6.000 ton beras busuk
Baca juga: Bulog targetkan penyerapan beras 2019 sebanyak 1,8 juta ton
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019