Depok (ANTARA News) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengatakan Program Indonesia Pintar (PIP) yang digagas pemerintah untuk membantu anak-anak usia 6 sampai dengan 21 tahun dari keluarga miskin dan rentan miskin, serta dari panti asuhan untuk membantu memenuhi kebutuhan guna mendukung keberlanjutan pendidikannya.Kami berterima kasih kepada Pemerintah atas dukungannya terhadap siswa dari keluarga tidak mampu sehingga dapat melanjutkan pendidikannya
"Program Indonesia Pintar sangat bagus. Kami berterima kasih kepada Pemerintah atas dukungannya terhadap siswa dari keluarga tidak mampu sehingga dapat melanjutkan pendidikannya,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Suhartini, dalam acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) tahun 2019, di Pusdiklat Pegawai Kemendikbud, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Senin.
Ia menjelaskan peningkatan akses pendidikan bagi masyarakat dari keluarga tidak mampu merupakan salah satu kunci jawaban untuk mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Indonesia Sehat untuk Membangun Keluarga Produktif, untuk membangun keluarga produktif salah satunya adalah melalui program PIP. Melalui program ini diharapkan pendidikan yang merata akan segera terwujud.
Perwujudan pendidikan yang merata khususnya dalam menjangkau anak-anak dari keluarga-keluarga tidak mampu di Kota Mataram terus diupayakan dengan mengimplementasikan Program Indonesia Pintar.
Suhartini mengemukakan, saat ini di Kota Mataram dana manfaat PIP sudah disalurkan kepada 17.078 siswa SD dan 20.977 siswa SMP.
Ia menambahkan, dana manfaat PIP di Kota Mataram cukup besar. Oleh karena itu, menurutnya, Pemerintah Kota Mataram perlu melakukan sosialisasi secara intensif kepada sekolah terkait teknis penyaluran dan pencairan dana tersebut.
"Kami memberikan pengarahan kepada guru dan kepala sekolah untuk teknis penyaluran dana PIP, dan bila perlu guru mendampingi siswa dalam proses pencairan dana manfaat PIP, tanpa memungut serupiah pun dari siswa,” ungkapnya.
Suhartini mengungkapkan, sosialisasi PIP dilakukan secara rutin sebagai salah satu upaya agar penyalurannya tepat sasaran. “Sebelum proses penyaluran Kartu Indonesia Pintar, kami kumpulkan semua kepala sekolah di Kota Mataram untuk pengarahan teknis penyaluran PIP,”ungkapnya.
Sosialisasi dan pendampingan siswa di Kota Mataram, kata dia, merupakan salah satu cara jitu dalam penyerapan Dana manfaat PIP. Bantuan PIP dimulai sejak tahun 2014 dengan jumlah dana yang disalurkan sebesar Rp4,3 triliun dan hingga bulan Desember 2018 dana PIP yang telah disalurkan sebesar Rp42 triliun.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso, disela-sela penyelenggaraan RNPK 2019, menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya untuk mempermudah pencairan dana manfaat PIP, agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam mencairkannya.
Untuk itu, Kemendikbud telah mengembangkan layanan sesuai dengan perkembangan zaman. Siswa tidak lagi harus antre di kasir bank, tetapi mereka dapat dengan mudah mengambil dana PIP dengan menggunakan KIP di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) terdekat milik bank penyalur yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud.
Baca juga: Pemerintah sudah salurkan Rp35,7 triliun bantuan pendidikan PIP
Baca juga: Kemendikbud usulkan dana Program Indonesia Pintar 2019 naik
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019