• Beranda
  • Berita
  • Pelajar di Ngawi-Jatim dilibatkan untuk cegah demam berdarah

Pelajar di Ngawi-Jatim dilibatkan untuk cegah demam berdarah

11 Februari 2019 20:31 WIB
Pelajar di Ngawi-Jatim dilibatkan untuk cegah demam berdarah
Seorang ibu menunggu anaknya yang menderita demam berdarah sambil membaca koran di ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soeroto, Ngawi, Jawa Timur, Selasa (22/1). (ANTARA/Arief Priyono)

Lingkungan sekolah rawan menjadi tempat serangan nyamuk aedes aegypti yang berlangsung sekitar jam 8 hingga 10 pagi yang bersamaan dengan jam sekolah

Ngawi, Jatim (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur melibatkan pelajar dalam pencegahan penyakit demam berdarah dengue dengan menggelar kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan sekolah masing-masing.

Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, di Ngawi, Senin, mengatakan PSN di lingkungan sekolah menjadi perhatian karena lingkungan tersebut merupakan salah satu zona rawan gigitan nyamuk jenis "aedes aegypti" yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah (DBD).

"Lingkungan sekolah rawan menjadi tempat serangan nyamuk aedes aegypti yang berlangsung sekitar jam 8 hingga 10 pagi yang bersamaan dengan jam sekolah," ujarnya di sela kegiatan PSN di SMP Negeri 1 Pitu, Ngawi.

Adapun PSN dilakukan dengan cara para pelajar memeriksa keberadaan jentik-jetik nyamun "aedes aegypti" di toilet sekolah. Selain itu, barang bekas di lingkungan sekolah yang dapat menampung air hujan juga disingkirkan dengan cara dibakar ataupun ditimbun dengan tanah.

"Upaya itu dilakukan untuk memutus siklus perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Dengan PSN di lingkungan sekolah, diharapkan para guru dan siswa meningkatkan kewaspadaannya akan sebaran penyakit demam berdarah," kata Ony.

Ia menambahkan, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk menjadi hal yang wajib dilakukan masing-masing sekolah setiap satu pekan sekali, agar penyebaran penyakit demam berdarah di Ngawi dapat dicegah.

Data Dinas Kesehatan Ngawi mencatat, jumlah kasus demam berdarah dalam tiga bulan terakhir telah mencapai 588 kasus. Dari jumlah tersebut, terdapat lima korban yang meninggal dunia.

Sementara, pihak sekolah menyambut baik kegiatan pemberatasan sarang nyamuk di linglungan sekolah yang melibatkan siswa setiap seminggu sekali.

"Kami sangat mendukung. Wilayah Kecamatan Pitu termasuk salah satu zona penyebaran penyakit DB. Bahkan ada satu siswa SMP Negeri 1 Pitu yang terjangkit DB, namun beruntung tidak sampai parah dan sudah sembuh," kata Kepala SMP Negeri 1 Pitu, Istijono.

Dengan kegiatan tersebut, diharapkan kasus demam berdarah di Ngawi yang cukup tinggi di musim hujan saat ini dapat berkurang.

Baca juga: 100 balita di Ngawi alami kurang gizi

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019