Bantul (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan radar atau alat untuk mendeteksi gelombang tsunami buatan Jepang akan dipasang dan diujicobakan di wilayah Pantai Parangtritis.Rencana nanti sekitar Mei-Juni 2019 dipasang alat radar tsunami itu
"Sudah ada workshop dengan (pemerintah) Jepang terkait dengan rencana pemasangan radar tsunami itu, ini baru uji coba dan `prototipe` untuk dua daerah yaitu di Bantul dan Purworejo, Jawa Tengah," kata Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto, di Bantul, Selasa.
Menurut dia, workshop bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan instansi pemerintah dalam penanggulangan bencana dengan Jepang tersebut dilakukan pada akhir Januari 2019, pada prinsipnya Pemda Bantul siap dengan uji coba itu.
Dwi mengatakan, radar tsunami bantuan Pemerintah Jepang itu rencana akan dipasang di sebelah Barat Pos SAR (pencarian dan penyelamatan) Pantai Parangtritis.
"Mudah-mudahan nanti (pemasangan radar tsunami) berhasil, rencana nanti sekitar Mei-Juni 2019 dipasang alat radar tsunami itu," katanya.
Dwi menjelaskan, jika radar tsunami di pantai Selatan Bantul direalisasikan, maka setidaknya di tepi pantai sepanjang sekitar 110 meter ada 10 antena, termasuk ada beberapa peralatan dan komponen pendukung operasional alat tersebut.
"Dengan alat itu, ketika ada rambatan air yang diakibatkan gelombang pasang atau tsunami itu akan kirim sinyal ke BMKG, kemudian dari BMKG akan menyampaikan informasi ke BPBD kalau ada penjalaran gelombang tsunami," katanya.
Bahkan, kata dia, radar tersebut mempunyai teknologi yang bisa mendeteksi gelombang hingga radius 100 kilometer ke arah laut. Gelombang tsunami disebutnya mempunyai kecepatan rambatan 600 sampai 900 KM per jam.
"Karena kecepatan gelombang tsunami itu 600 sampai 900 KM per jam, dan itu akan terdeteksi, jadi kalau jauh-jauh sudah ada informasi itu minimal masyarakat bisa antisipasi sendiri," katanya.
Dia menjelaskan, di Bantul juga sudah terdapat alat early warning system (EWS) di pantai Selatan, namun fungsinya beda dengan radar tsunami.
"Kalau EWS hanya sirine yang dinyalakan setelah server menerima sinyal, jadi server menerima dan diolah kemudian di informasikan," ujar Dwi.
Baca juga: Kabupaten Purworejo-Jateng segera dipasang radar tsunami
Baca juga: Radar tsunami akan dipasang di Parangtritis
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019