Hal tersebut mendorong pengacara para terduga korban pelecehan mempertanyakan keseriusan dari pihak Gereja.
"Beberapa pastor nakal berada di penjara dan sejumlah pastor lainnya diberhentikan dari pelayanan mereka. Dalam sembilan tahun terakhir, sebanyak 152 pastor dipensiunkan," kata Uskup Agung untuk Monterrey, Rogelio Cabrera kepada Reuters, Minggu.
Baca juga: Pemerintah baru meksiko akan pertimbangkan selidiki 43 mahasiswa hilang
Pengumuman Gereja Meksiko tersebut muncul di tengah maraknya skandal pelecehan seksual di seluruh gereja Katolik di sejumlah negara termasuk Amerika Serikat, Chile, Australia dan Jerman. Meksiko merupakan rumah bagi komunitas Katolik terbesar kedua di dunia seteah Brazil.
Paus Fransiskus akan menerima para uskup di Vatikan akhir Februari guna membahas pengungkapan pelecehan seksual di Gereja di seluruh dunia, yang telah merusak kredibiltas lembaga tersebut.
Pengacara Martin Faz Mora, yang mewakili 19 terduga korban pelecehan oleh seorang pastor di Negara Bagian San Luis Potosi, Meksiko Tengah, menyatakan keraguan tentang pengumuman Gereja tersebut.
"Itu menjadi contoh yang tak bertanggungjawab lantaran para korban masih menunggu ganjaran atas penodaan terhadap mereka," kata Faz kepada Reuters, Senin. "Dalam hal apapun Gereja tidak membicarakan masalah untuk mengobati penderitaan korban".
Paus Fransiskus kerap berjanji bahwa tidak ada toleransi bagi pastor yang melakukan pelecehan terhadap anak namun sejumlah kritikus menuntut tindakan yang lebih.
Redaktur: Asri Mayang Sari/Eliswan Azly
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019