"Hari ini asap terpantau di Kota Dumai, dengan visibility (jarak pandang) lima kilometer," kata Analis BMKG Pekanbaru Mia Fadila kepada Antara di Pekanbaru.
Mia menjelaskan kabut asap tersebut kemungkinan berasal dari kebakaran lahan yang terjadi di wilayah pesisir Riau seperti di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai. Dalam dua pekan terakhir, luas lahan yang terbakar di wilayah itu hampir 100 hektare.
"Pagi tadi kami mendeteksi begitu banyak titik-titik api di Pulau Rupat dan Dumai. Itu bisa menjadi penyebabnya," kata dia.
Ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Kepala Operasi Manggala Agni Dumai Jusman mengatakan kabut asap menyelimuti wilayah Kota Dumai, namun terbilang tipis sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas warga Kota Pelabuhan di pesisir Riau tersebut.
Senada dengan analis BMKG Pekanbaru, Jusman menyebut kebakaran lahan di Pulau Rupat dan Dumai dalam sepekan terakhir sebagai sumber kabut asap.
"Di Pulau Rupat kebakaran masih besar, dengan luas (area terbakar) 70 hektare. Di Dumai sekitar 10 hektare, menyebar di beberapa titik," katanya.
Ia menambahkan saat ini Kota Dumai sangat panas, dan hujan dalam hampir sebulan terakhir tidak turun, sehingga risiko kejadian kebakaran lahan dan hutan meningkat.
"Kami terus berupaya melakukan pemadaman, dan terus berdoa agar terjadi hujan agar kabut asap dapat hilang," katanya.
BMKG pada Rabu mendeteksi 49 titik panas indikasi kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau, tersebar di Kabupaten Bengkalis (34), Kota Dumai (sembilan titik), Kabupaten Kepulauan Meranti (empat), dan Kabupaten Indragiri Hilir (dua).
Baca juga:
Hujan minim, pesisir Riau rawan karhutla
Kabut asap tunda 7 penerbangan di Syamsudin Noor Kalsel
Pewarta: Fazar Muhardi, Anggi Romadhoni
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019