Pangeran Mohammed diperkirakan akan mengumumkan langkah itu sebagai bagian dari upayanya untuk menggenjot perekonomian Arab Saudi selain mengekspor minyak.
Pangeran Mohammed juga dijadwalkan akan mengunjungi China, Malaysia, dan Indonesia dalam lawatan yang akan menjadi kunjungan pertamanya ke kawasan setelah santernya pemberitaan terkait pembunuhan penulis kolom Washington Post Jamal Khashoggi.
Khasogi dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Oktober lalu.
Menurut beberapa pejabat Pakistan, Pangeran Mohammed dijadwalkan akan menandatangani sejumlah kesepakatan, sebagian besar terkait dengan penyulingan minyak dan sektor energi, saat lawatannya ke Pakistan pekan ini.
Nota kesepahaman (MoU) yang akan ditandatangani itu akan meliputi proyek energi terbarukan dan investasi di bidang petrokimia serta mineral, lapor Kantor Berita Negara SPA.
Selanjutnya, Pangeran Mohammed dijadwalkan akan tiba di New Delhi pekan depan bersama sejumlah pengusaha ternama Arab Saudi yang hadir atas undangan Perdana Menteri India Narendra Modi, kata Kementrian Luar Negeri india, Selasa (12/2).
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menjadi salah satu dari sedikit pemimpin negara yang menghadiri konferensi investasi di Arab Saudi Oktober lalu.
Konferensi itu, di sisi lain, diboikot oleh sejumlah perusahaan dan pemimpin dunia sebagai bentuk protes atas pembunuhan Khashoggi.
India berharap Pangeran Mohammed akan mengumumkan investasi awal di Dana Investasi dan Infrastruktur Nasional (NIIF).
NIFF merupakan lembaga pendanaan semi-independen yang membantu pembangunan sejumlah pelabuhan dan jalan.
Media-media Arab Saudi melaporkan bahwa para pejabat akan membahas investasi di NIIF.
Hambatan Penyulingan
Meskipun demikian, kemajuan proyek penyulingan yang disepakati BUMN India dan BUMN Arab Saudi Aramco senilai 44 miliar dolar AS (sekitar Rp619 triliun) di pesisir barat India terhambat oleh penentangan keras para petani mangga yang kehilangan lahan mereka.
Sejak menjabat pada 2014, Modi memanfaatkan pertumbuhan pesat perekonomian India untuk menarik lebih banyak investasi dari Arab Saudi dan negara-negara Islam lainnya.
Arab Saudi juga mengumumkan rencana penyulingan dan kompleks petrokimia di kota pesisir Gwadar senilai 10 miliar dolar AS (sekitar Rp140,7 miliar).
Gwadar, di sisi lain, juga menjadi lokasi proyek pembangunan sebuah pelabuhan yang dikerjakan China sebagai bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan negara Asia Timur itu.
"Mereka mengincar sektor energi di beberapa rencana swastanisasi kami yang mungkin akan mereka tawar melalui proses swastanisasi kami," kata Menteri Investasi Pakistan Haroon Sharif kepada Reuters.
Sharif, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penanaman Modal Pakistan, mengatakan Arab Saudi juga tertarik pada sektor pertambangan Pakistan.
"Arab Saudi memiliki banyak sumber. Dana investasi mereka di atas 1 triliun dolar AS (sekitar Rp14,1 kuadriliun), jadi kami hanya menginginkan sebagian kecilnya," kata menteri lain Pakistan yang menolak disebutkan namanya.
Kantor berita negara Arab Saudi mengatakan para pejabat negara itu akan membahas investasi dengan China, Korea Selatan, dan Indonesia di sektor layanan kesehatan dan telekomunikasi. Meskipun demikian, media pemerintah itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Pewarta: Antara
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019