Purwokerto (ANTARA News) - Petani di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, segera memasuki masa panen raya padi pada awal bulan Maret, kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas Widarso.Panen raya diperkirakan akan berlangsung mulai awal bulan Maret dengan potensi luas panen mencapai 15 ribu hektare
"Panen raya diperkirakan akan berlangsung mulai awal bulan Maret dengan potensi luas panen mencapai 15 ribu hektare," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Kendati demikian, dia mengakui jika saat sekarang ada beberapa area persawahan yang sudah memasuki masa panen khususnya di lereng Gunung Slamet.
Bahkan, kata dia, area persawahan di lereng Gunung Slamet seolah menanam padi tanpa henti karena ketersediaan airnya mencukupi kebutuhan.
"Petani di lereng Gunung Slamet, begitu selesai panen akan langsung mengolah sawahnya untuk ditanami kembali. Meskipun pola tanamnya terkesan `ngawur`, tapi ada nilai positifnya juga," jelasnya.
Selain di lereng Gunung Slamet, kata dia, sebagian kecil area persawahan di Daerah Irigasi Serayu khususnya yang berada di Kecamatan Sumpiuh juga telah memasuki masa panen.
Ia memperkirakan potensi luas panen pada pertengahan hingga akhir bulan Februari mencapai 1.000 hektare.
"Potensi luas panen itu termasuk area di lereng Gunung Slamet dan sebagian kecil sawah di DI Serayu. Luasan sawah yang berada di DI Serayu sebenarnya mencapai 3.000 hektare, namun yang telah memasuki masa panen karena tanamnya lebih dulu hanya beberapa hektare saja," katanya.
Lebih lanjut, Widarso mengharapkan Bulog bisa menyerap gabah hasil panen petani karena berdasarkan pengalaman, harga gabah anjlok saat masa panen.
Ia mengatakan harga gabah kering panen saat sekarang sebesar Rp4.500 per kilogram dan dikhawatirkan akan turun signifikan ketika panen raya.
"Jangan sampai saat panen, harganya terlalu anjlok, kasihan petani. Kami mengharapkan Bulog bisa menyerap gabah petani agar harga gabahnya tidak terlalu anjlok," katanya.
Sebelumnya, Kepala Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas Sony Supriyadi mengatakan pihaknya siap membeli gabah dan beras dari petani di wilayah eks Keresidenan Banyumas.
"Kami siap melakukan penyerapan, tapi sekarang skemanya `buy to sale`, beli (beras/gabah) dan langsung dijual," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya cenderung membeli beras kualitas premium dari petani.
Menurut dia, hal itu disebabkan stok beras kualitas medium yang tersimpan di gudang-gudang Bulog Banyumas masih cukup banyak.
Selain itu, lanjut dia, Bulog Banyumas pada tahun 2019 ditarget mampu menyerap beras kualitas medium maupun premium hingga 30.000 ton setara beras.
Baca juga: Kementan targetkan serap gabah 1,5 juta ton hingga Maret
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019