"Kegiatan Bogor Street Festival yang juga memperingati Cap Go Meh bukan acara keagamaan, tapi kegiatan budaya," kata Bima Arya Sugiarto, di Bogor, Kamis.
Ia mengatakan, acara tahunan yang memiliki slogan `Ajang Budaya Pemersatu Bangsa` itu ditambahkan dia menjadi `Ajang Budaya Pemersatu Bangsa dari Bogor untuk Indonesia`.
Alasannya Bima menjelaskan, bangsa ini tengah diuji dalam konteks kebersamaan dalam keberagamaan.
Ia mengatakan, banyak kelompok yang tidak berani menyuarakan keberagamaan dengan hitung-hitungan politik.
"Padahal warisan dari bangsa kita turun-temurun kebersamaan dan keberagaman. Kalau tidak tegas dan kalau dikuasai oleh kelompok intoleran, mau dibawa ke mana Kota Bogor kita, dan negara kita, apa lagi dibawa ke politik," tegas Bima Arya.
Untuk itu ia menegaskan lagi kegiatan Bogor Street Festival 2019 bebas dari keagamaan dan tidak bicara politik, tapi berbicara tentang keberagamaan.
"Secara keseluruhan budaya warisan bangsa perlu kita jaga. Buktinya kita kawal bersama-sama. Bahkan acara ini akan dihadiri Pak Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil, Pangdam, dan Kapolda Jawa Barat," tutur dia.
Ketua Pelaksana Bogor Street Festival Pesta Rakyat CGM 2019, Arifin Himawan mengatakan acara tahunan ini selalu dinantikan ribuan warga Kota Bogor yang berlangsung di sepanjang Jalan Suryakencana.
"Acara ini kita mengambil tema kemasan `Katumbiri` yang mengandung nilai keindahan dalam keberagaman," jelas Arifin Himawan.
Dijelaskanya Katumbiri dari bahasa Sunda yang berarti pelangi, diharapkan dapat menjadi semangat bersama warga Bogor untuk Indonesia dalam merawat keberagaman.
"Berbeda dari tahun lalu, aksi budaya yang menampilkan berbagai bentuk seni budaya yang unik disuguhkan pada malam hari," ujarnya.
Pewarta: Muhammad Irwan Supriyadi
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019