"Laba tersebut didukung oleh pendapatan premi dan hasil investasi," kata Direktur Keuangan Taspen Helmi Imam Satriyono dalam acara public expose kinerja PT Taspen Tahun 2018 di Jakarta, Kamis.
Helmi menjelaskan pendapatan premi dan iuran selama 2018 mencapai Rp8,09 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 3,55 persen dibandingkan periode 2017 sebesar Rp7,81 triliun. Sedangkan, hasil investasi dari Surat Berharga Negara, deposito maupun obligasi korporasi mencapai Rp7,65 triliun atau tumbuh 1,25 persen dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp7,55 triliun.
"Pertumbuhan dari hasil investasi ini mencerminkan tingkat imbal hasil atau 'yield' gabungan sebesar delapan persen," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Taspen juga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 0,65 persen, dari sebelumnya pada 2017 sebesar Rp230,38 triliun menjadi Rp231,87 triliun di 2018.
Helmi mengatakan salah satu penyebab pertumbuhan aset ini adalah naiknya aset investasi sebesar 3,71 persen, dari Rp209 triliun di 2017 menjadi Rp216,76 triliun pada 2018.
Aset investasi tersebut terdiri dari aset investasi korporasi senilai Rp90,86 triliun dan aset investasi pensiun sebesar Rp125,9 triliun. "Dengan pertumbuhan ini, maka aset tumbuh secara konsisten rata-rata 9,68 persen selama lima tahun terakhir," kata Helmi.
Selain itu, anak perusahaan Taspen serta entitas asosiasi seperti Taspen Properti Indonesia, Taspen Life serta Bank Mandiri Taspen ikut memberikan kontribusi pendapatan 4,5 persen dan laba sebesar 34 persen.
Kontribusi ini telah diberikan oleh anak perusahaan selama empat tahun terakhir yang ditunjukkan oleh nilai aset dan laba bersih yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Baca juga: Taspen catatkan hasil investasi sementara Rp4,15 triliun
Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019