Mamuju, (ANTARA News) - Jalur pelayaran dari Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menuju Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) ditunda akibat gelombang tinggi di wilayah perairan Selat Makassar.Saya di Pelabuhan Mamuju sejak Rabu siang, tetapi ternyata kapal tidak jadi berangkat sehingga kami terpaksa menginap di pelabuhan. Menurut petugas pelabuhan, kapal tidak jadi berangkat karena gelombang di Selat Makassar sangat tinggi
Dilaporkan dari Mamuju, Jumat sore, kapal feri KM Laskar Pelangi yang seharusnya berangkat menuju ke Pelabuhan Kariangau Kota Balikpapan pada Rabu (13/2) sampai saat ini masih terlihat bersandar di Pelabuhan Simboro Mamuju.
Akibat penundaan pelayaran itu, sejumlah penumpang yang datang dari berbagai kabupaten di Sulbar sejak Rabu (13/2) terpaksa menginap di area pelabuhan.
"Saya di sini (Pelabuhan Mamuju) sejak Rabu siang, tetapi ternyata kapal tidak jadi berangkat sehingga kami terpaksa menginap di pelabuhan. Menurut petugas pelabuhan, kapal tidak jadi berangkat karena gelombang di Selat Makassar sangat tinggi," kata seorang penumpang asal Kabupaten Mamuju Tengah, Lukman.
Sementara itu, akibat penundaan pelayaran tersebut sekitar 8.100 ayam potong asal Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan yang akan dikirim ke sejumlah kabupaten dan kota di Kaltim, juga tertahan di Pelabuhan Mamuju.
"Kami disini sudah empat hari dan sudah ratusan ekor ayam yang mati akibat terlalu lama di mobil. Ada enam truk yang membawa ayam potong yang akan didistribusikan di Kaltim dan masing-masing truk memuat 1.350 ekor ayam potong . Di mobil saya saja sudah hampir 30 ekor yang mati," kata Sudirman, sopir truk pengangkut ayam potong .
Ia memastikan, jumlah ayam yang mati akan terus bertambah menyusul belum adanya kepastian pemberangkatan kapal.
Namun ia berharap, kondisi cuaca di perairan Sulbar kembali normal sehingga KM Laskar Pelangi dapat segera diberangkatkan.
"Pastinya ayam yang mati akan terus bertambah sebab ayam-ayam itu stres akibat panas dan terlalu lama di truk. Juga semakin lama kami di sini, akan semakin bertambah biaya apalagi kami harus membelikan pakan untuk ayam. Kalau pelayaran normal, selama perjalanan ayam-ayam itu tidak diberi makan karena perjalanan hanya satu hari tetapi karena ini sudah berhari-hari sehingga biaya operasional bertambah besar," tambahnya.
"Kami berharap cuaca bisa normal sehingga kapal bisa segera diberangkatkan," ujar Sudirman.
Supervisor Pelabuhan Mamuju, Ramli Umar membenarkan penundaan pelayaran KM Laskar Pelangi akibat cuaca buruk.
"KM Laskar Pelangi seharusnya berlayar menuju Pelabuhan Kariangau Balikpapan pada Rabu (13/2) namun karena adanya cuaca buruk di Selat Makassar sehingga pelayarannya ditunda. Sampai Kamis (14/2) malam kami update BMKG namun karena cuaca masih belum memungkinkan sehingga hari ini kapal belum bisa diberangkatkan," katanya.
"Malam ini kami akan update kondisi cuaca di wilayah perairan Sulbar melalui BMKG dan jika cuacanya sudah memungkinkan maka KM Laskar Pelangi secepatnya akan kami berangkatkan. Kalau tinggi gelombang sudah normal maka besok pagi sudah bisa berlayar. Tapi, itu semua tergantung kondisi cuaca," kata Ramli Umar.
Baca juga: BMKG: Gelombang Laut Selat Makassar Capai Empat Meter
Pewarta: Amirullah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019