"Sebagai jurnalis, independensi, netralitas, profesionalisme itu paling kami junjung tinggi. Sejak saya menandatangani kontrak sebagai wartawan, tiga hal itu yang ada di pundak saya. Kami menyampaikan fakta bukan mengaburkan fakta," kata Anisha saat ditemui di Jakarta belum lama ini.
Anisha mengaku tak mendapatkan tekanan dari pihak manapun menyoal netralitas walau hal ini sempat dipertanyakan terutama dari koleganya.
Menyoal sosok kedua pasangan calon, dia mengaku pernah bertatap muka dan mewawancarai mereka sebelumnya, kecuali Ma'ruf Amin.
"Kalau Pak Prabowo pernah hanya doorstop ketika itu 2014. Kalau Pak Ma'ruf belum pernah. Pak Sandi saya pernah wawacara beliau di kantor waktu pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Kalau Pak Jokowi, waktu tahun 2012 saya nge-post di balaikota. 2018, ada wawancara eksklusif dengan beliau," papar dia.
Menurut perempuan lulusan jurusan Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan itu kedua calon cenderung dekat dengan wartawan dan menjawab saat ditanya.
Kemudian, menyangkut tema debat pada putaran kedua, Anisha menilai kelima tema perlu para pasangan calon bahas secara kongkrit. Dia berharap ada kejutan berupa ide segar yang mereka berikan.
"Menurut saya tema-tema kali ini tidak kaku. Kelima tema itu disesuaikan dengan perkembangan zaman. Lima-limanya harus dijawab secara konkret. Semua tema seksi untuk dibahas. Kita semua harapkan ada kejutan ya. Ada ide segar yang terlontar," kata dia.
Baca juga: Rahasia kompak Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki memandu debat capres
Baca juga: Penampilan moderator debat capres ala Anisha Dasuki dan Tommy Tjokro
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019