• Beranda
  • Berita
  • Reaktor nuklir pertama Indonesia masih beroperasi baik di usia 54 tahun

Reaktor nuklir pertama Indonesia masih beroperasi baik di usia 54 tahun

16 Februari 2019 11:13 WIB
Reaktor nuklir pertama Indonesia masih beroperasi baik di usia 54 tahun
Arsip Foto. Inti nuklir di dalam kolam reaktor riset nuklir di reaktor serba guna G.A. Siwabessy milik Badan Tenaga Atom (BATAN) di Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten. (ANTARA/BNPT/RN)

Jakarta (ANTARA News) - Reaktor nuklir pertama Indonesia, yang akan berusia 54 tahun pada 20 februari 2019, masih beroperasi dengan baik menurut Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Jupiter Sitorus Pane.

Dalam keterangan tertulis BATAN di Jakarta, Sabtu, ia menjelaskan reaktor nuklir di Jl Tamansari Nomor 71, Bandung, yang ditujukan untuk riset tersebut diresmikan pengoperasiannya oleh presiden pertama RI Soekarno pada 1965.

Ia mengatakan kapasitas reaktor nuklir itu awalnya 250 kW, selanjutnya ditingkatkan menjadi 1.000 kW tahun 1971, dan dinaikkan lagi menjadi 2.000 kW mulai April 1996.

Setelah proses peningkatan daya reaktor nuklir menjadi 2.000 kW selesai namanya diubah menjadi Reaktor TRIGA 2000. "Diresmikan pengoperasiannya oleh Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri pada 24 Juni 2000," kata Jupiter.

Ia menjelaskan bahwa pengoperasian Reaktor TRIGA 2000 sempat dihentikan pada 2011 hingga 2016 karena batang kendali reaktor sudah melebihi batas operasi, jumlah fraksi bakar terhadap bahan bakarnya telah melebihi yang dipersyaratkan, yakni 50 persen.

Selain itu, karena pertimbangan usia, perlu dilakukan penguatan struktur gedung reaktor untuk mengantisipasi kemungkinan kejadian terjadinya kecelakaan sebagaimana rekomendasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

Ia mengatakan agar reaktor nuklir tetap dapat beroperasi dengan aman dan selamat dalam melayani masyarakat, BATAN berupaya membuat batang kendali sendiri dengan memanfaatkan material dari dalam negeri dan melakukan penguatan struktur gedung reaktor. 

"Batang kendali buatan sendiri telah diujicobakan di teras reaktor, dan hasilnya cukup memuaskan. Dengan kesungguhan para ahli di BATAN, akhirnya batang kendali buatan dalam negeri dapat dihasilkan dan menjadi sebuah karya yang patut dibanggkan," katanya.


Izin Operasi

Reaktor TRIGA 2000 dioperasikan kembali sejak 29 Mei 2017 setelah mendapatkan izin operasi dari Bapeten.

Dengan beroperasinya reaktor ini, Jupiter mengatakan, perlu ada program pendayagunaan reaktor yang efektif dan efisien sehingga keberadaannya dapat memberi manfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Program pendayagunaan reaktor terutama ditujukan untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir bangsa Indonesia. "Sesuai dengan namanya, reaktor TRIGA dioperasikan untuk tiga kegiatan pokok yang yaitu sebagai sarana training, research dan isotope production," katanya.

Sebagai sarana pelatihan, ia menjelaskan, reaktor TRIGA dimanfaatkan untuk pelatihan operator dan supervisor reaktor, petugas dan supervisor perawat reaktor, petugas proteksi radiasi, petugas dan supervisor pengolahan radioisotop dan senyawa bertanda, petugas dan supervisor analisis aktivasi neutron, ahli netronik, ahli thermohidrolik reaktor, radiokimia, dan radiofarmasi.

Reaktor nuklir juga difungsikan sebagai penghasil radioisotop yang sangat dibutuhkan di dunia kesehatan, industri dan lingkungan.

Produk Reaktor TRIGA 2000 antara lain Bromium-82, yang digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa dan telah berhasil diterapkan untuk tes kebocoran heat exchanger (HX) di PT Asahimas Chemical, Cilegon, pada tanggal 9 Mei 2018.

"Selain itu juga diproduksi Iodium-131 yang banyak digunakan di bidang kesehatan, kedokteran nuklir, contohnya digunakan untuk terapi tyroid," kata Jupiter.

Guna memperingati berdirinya Reaktor TRIGA 2000, badan akan menggelar beberapa kegiatan seperti pelayanan uji emisi untuk kendaraan roda empat pada 20 Februari 2019 dan pameran hasil penelitian dan pengembangannya terkait dengan pemanfaatan reaktor pada September 2019.

"Pameran ini dapat menjadi ajang diseminasi hasil litbang PSTNT (Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan) kepada masyarakat umum, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah yang telah maupun yang berpotensi memanfaatkan reaktor TRIGA 2000 baik untuk penelitian maupun produksi radioisotop," kata Jupiter.

Ia berharap pameran itu bisa menjadi sarana warga untuk mengenal dan memahami perkembangan teknologi nuklir serta pemanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat di Indonesia; dan reaktor TRIGA 2000 bisa menjadi bagian dari tujuan tekno wisata di wilayah Bandung dan Jawa Barat.


Baca juga:
Peneliti BATAN: Teknologi keselamatan reaktor alami perkembangan
Batan teliti sebab kekerdilan dengan uji mikro nutrisi

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019