"Saat ini, tembok panjat tebing yang ada untuk nomor lead dan speed. Nantinya, ada satu tembok panjat tebing yang juga mengakomodir nomor boulder selain speed dan lead," kata Ketua Umum FPTI DKI Jakarta Kurnia Bakti selepas melakukan nota kesepahaman dengan Eigerindo MPI di Jakarta, Sabtu.
Selain lima lokasi tembok panjat tebing di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan, Pemprov DKI Jakarta juga mempertimbangkan pembangunan satu tembok panjat tebing berskala internasional di Ciracas atau Lapangan Banteng.
Pembangunan tembok panjat tebing itu, lanjut Kurnia, merupakan dukungan lembaga eksekutif dan legislatif DKI Jakarta menyusul prestasi dua atlet asal Jakarta dalam Asian Games 2018 yaitu Aspar Jaelolo dan Puji Lestari.
"Jakarta juga akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Panjat Tebing Asia pada November mendatang. Pembangunan tembok panjat tebing itu juga menjadi salah satu bentuk keseriusan kami sebagai tuan rumah," katanya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Ratiyono mengatakan pembangunan lima panjat tebing baru serta satu panjat tebing yang telah memenuhi sertifikat internasional itu menghabiskan anggaran sebesar Rp50 miliar.
"Selain pembangunan fisik, kami juga mendukung sertifikasi untuk 50 pelatih dan 30 wasit cabang panjat tebing DKI Jakarta," kata Ratiyono.
Nota kesepahaman FPTI DKI Jakarta dengan Eigerindo MPI menjadi salah satu program pembinaan dengan menyelenggarakan Sirkuit Panjat Tebing di Jakarta Selatan, pada 15-17 Februari.
Sirkuit yang terbagi dalam dua kategori, yaitu di bawah usia 18 tahun dan di atas usia 18 tahun, itu melombakan dua nomor pertandingan, lead dan speed klasik. ***3***
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019