Koordinator Tim Pengungsi Nduga, Ence Geong di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu, mengatakan rencananya barak pengungsian akan dibangun di halaman Gedung Gereja Weneroma, Jayawijaya.
"Kami berencana akan membangun barak untuk perempuan dan laki-laki, dengan daya tampung 200 orang untuk laki-laki, dan 200 untuk perempuan," tambahnya.
Ia mengemukakan barak sangat diperlukan sebab beberapa anak yang bersekolah di sekolah darurat sementara di Weneroma, tinggal cukup jauh dan selalu membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke sekolah.
"Kami omong besar tanpa ada satu rupiah pun di tangan kami, tapi akan bergeriliya mencari uang. Saya berterimakasih ke teman-teman relawan yang mau berjuang untuk mencari bantuan," jelasnya.
Rencannya asrama yang dibangun itu hanya untuk menampung siswa dari 10 Sekolah Dasar, lima SMP dan dua SMA yang kini berada di Jayawijaya.
Berdasarkan informasi terakhir, jumlah anak-anak pengungsi Nduga yang sebelumnya 406 orang, kini bertambah menjadi 502 orang dan ditambah lagi 80-an orang guru yang sebelumnya mengajar di Nduga.
Melalui kerjasama antara puluhan guru pengungsi, staf dinas pendidikan dan tim pengungsian Nduga, telah dibangun 12 ruang kelas darurat di Jayawijaya untuk memperlancar proses belajar mengajar.
Belasan ruang kelas itu beratapkan seng dan berdinding terpal. Di bagian dalam ruang kelas hanya dibuatkan papan dan balok menjadi meja dan tempat duduk bagi pelajar.
Sebanyak 406 lebih anak-anak pengungsi Nduga ini meninggalkan kampung halaman mereka karena trauma setelah kontak tembak antara kelompok sipil bersenjata melawan TNI dan polisi, yang mulai terjadi pada awal Desember 2018.
Baca juga: Rawan dipolitisasi tertutupnya sekolah pengungsi di Nduga-Papua bagi kunjungan TNI-Polri
Baca juga: Pemerintah Jayawijaya izinkan pengungsi Nduga bangun sekolah
Baca juga: Pengungsi anak-anak Nduga di Jayawijaya bertambah jadi 406 orang
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019