"Persiapan revolusi sumber daya alam menuju bangsa yang revolusioner, contoh kami memperkenalkan petani pada market place online , sehingga petani bisa berjualan online," kata Jokowi dalam Debat Capres 2019 Putaran Kedua di Jakarta, Minggu.
Hal tersebut terkait strategi yang akan dihadapi dalam memasuki industri 4.0, Jokowi menjawab target pasar akan diarahkan menuju dalam jaringan atau online.
Menurut Jokowi perkembangan industri berlangsung sangat ketat, di mana teknologi mulai berkembang menjadi produk artificial inteligence atau kecerdasan buatan, bahkan internet juga mulai berkembang menjadi bisnis big data.
Debat capres kedua yang diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta, terdiri dari enam segmen, di mana pada segmen pertama kedua capres akan dipersilakan mengambil pertanyaan secara acak.
Berdasarkan susunan acara debat kedua yang beredar di kalangan wartawan, pada segmen pertama, masing-masing capres akan menjelaskan visi-misi.
Kemudian mereka akan mengambil pertanyaan terkait tema infrastruktur, energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup yang akan ditanyakan pada segmen-segmen berikutnya.
Pada segmen kedua, para capres akan mendalami visi-misi terkait infrastruktur serta energi dan pangan.
Pada segmen ketiga, para capres akan mendalami visi-misi terkait sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Dalam segmen kedua dan ketiga, masing-masing capres diberikan waktu untuk saling menanggapi visi-misi lawan.
Kemudian pada segmen keempat, akan berlangsung debat eksploratif. Dimana pertanyaan yang telah disusun panelis telah diaktualisasikan dalam bentuk video, dan akan ditanggapi para capres.
Pemilihan video dilakukan secara acak oleh Ketua KPU RI pada segmen pertama.
Selanjutnya pada segmen kelima masing-masing capres berhak mengajukan pertanyaan kepada lawannya secara bebas namun pertanyaan tetap harus seputar tema debat.
Di bagian akhir yakni segmen enam, para capres akan memberikan pernyataan penutup.
Baca juga: Jokowi sebutkan Indonesia menuju energi B100
Baca juga: Prabowo: soal industri 4.0, kita masih belum bela petani sendiri
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019