Longines Master, berdasarkan data dari PB Pordasi di Jakarta, Senin merupakan seri kejuaraan equestarian dunia yang diikuti atlet top dunia dan dalam satu tahun digelar tiga kali yaitu di Hongkong, New York dan Paris.
Pada kejuaraan bergengsi ini atlet Indonesia yang akrab dipanggil Aan ini turun pada kelas jumping 100 cm. Meski masih terbilang muda, atlet Indonesia ini mampu tampil memukau di hadapan ribuan penonton di Hongkong, Sabtu (16/2) dan bahkan tidak menjatuhkan rintangan.
Dengan hasil tersebut, anak pasangan Fatchul Anas dan Erna Yohana ini berhak mendapatkan medali emas. Medali perak direbut atlet Taiwan, Tsu-Yen Lin dengan satu angka kesalahan di waktu. Sedangkan medali perunggu direbut atlet tuan rumah Hongkong, Vincent Capol.
"Kejuaraan di sini sangat bagus karena untuk menambah pengalaman. Apalagi saya bisa tampil satu arena dengan rider top dunia. Saya bisa belajar dari mereka dari segi teknik dan mental bertanding di hadapan ribuan penonton," kata Aan dalam keterangan resminya.
Sukses pada Longines Master-HKJC Asian Junior Challenge 2019 menambah catatan prestasi atlet muda Indonesia itu setelah sebelumnya sukses menjadi yang terbaik pada kejuaraan Asia-Australia 2018 di Taiwan dan kejuaraan Asia 2018 di Thailand.
Catatan bagus selama 2018 itulah yang membawa Aan ke Longines Master-HKJC Asian Junior Challenge 2019. Selain atlet Indonesia yang diundang pada kejuaraan tersebut adalah atlet dari China, Taiwan, Iran dan tuan rumah Hongkong.
Pada HKJC Asian Junior Challenge 2019 sendiri, atlet yang diundang adalah usia 14-18 tahun. Bahkan yang turun pada kejuaraan ini ada yang sudah merasakan ketatnya Youth Olympic 2018 yaitu Edgar Fung asal Hongkong. ***3***
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019