Presiden tiba di sekolah itu pada Senin didampingi oleh Menteri Sosial Agus Gumiwang, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, serta Gubernur Banten Wahidin Halim.
Pada acara itu Presiden menyaksikan pengajar memberikan pendidikan kepada siswa siswi mengenai upaya yang harus dilakukan saat bencana terjadi.
Untuk memudahkan siswa siswi mengingat tahapan keselamatan bencana, pendidikan kebencanaan juga dikemas melalui lagu.
Salah satu lagu yang dilantunkan bermakna cara-cara menjaga keselamatan ketika gempa bumi terjadi antara lain melindungi kepala, keluar dari ruangan ke titik kumpul, atau berlindung di bawah meja.
Presiden Jokowi juga mengajak siswa siswi diskusi mengenai kebencanaan saat apel Tagana.
Pendidikan kebencanaan itu diselenggarakan di 55 sekolah di Provinsi Banten yang akan mengikutsertakan 5.500 siswa dan 276 guru mulai tingkat SD, SMP hingga SMA.
Selain itu, Presiden juga meninjau peresmian Kampung Siaga Bencana yang diselenggarakan pada 17-19 Februari 2019.
Kampung Siaga Bencana akan diikuti oleh 420 warga dan tokoh masyarakat di tujuh kecamatan di Provinsi Banten yang rawan bencana.
Baca juga: Presiden tiba di Banten tinjau pendidikan kebencanaan untuk siswa siswi
Baca juga: BNPB: Kebencanaan harus jadi pelajaran wajib sekolah
Baca juga: Pendidikan kebencanaan perlu ditanamkan sejak dini, kata akademikus
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019