Sekolah yang berjarak sekitar 2 Km dari pusat Ibukota Teluk Wondama ini hanya memiliki enam ruangan. Seluruhnya dimanfaatkan untuk aktivitas belajar mengajar.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak didirikan belasan tahun lalu. Sejumlah kursi sengaja disusun di emperan ruang kelas untuk tempat duduk para guru sebelum dan sesudah mengajar.
"Sampai sekarang tidak ada kantor jadi kami para guru hanya duduk-duduk di luar ruang kelas. Dari tahun 2012 kami sudah usul, tahun lalu kami usul lagi tapi tidak dijawab juga. Guru-guru tidak bisa bekerja dengan baik karena tidak ada ruangan," sebut Meli Sinatanifan, salah seorang guru SDN Sanduai, Senin.
Selain ruang guru, fasilitas penunjang seperti perpustakaan pun tidak dimiliki sekolah tersebut. Para guru terpaksa menyimpan buku-buku bacaan siswa di dalam ruang kelas karena tidak memiliki ruang khusus untuk perpustakaan.
"Buku-buku juga hilang semua karena baru-baru ini pencuri masuk dia bongkar semua dari kelas 1 sampai kelas 6," lanjut Meli yang berstatus guru honorer tersebut.
Tidak cuma ruang guru, menurut Kepala Sekolah Dorce Salenda, pihaknya juga berharap Pemda menyediakan rumah tinggal untuk para guru.
"Rumah guru juga tidak ada, yang ada sisa banjir (banjir bandang 2010) tidak bisa digunakan karena sudah rusak. Jadi semua guru-guru tinggal di kos-kosan," kata Dorce seraya menambahkan jumlah guru di sekolah ini sebanyak 10 orang terdiri atas 6 PNS dan 4 berstatus honorer.
Asisten Bidang Pemerintahan Pemkab Teluk Wondawa, Jack Ayamiseba dalam kesempatan terpisah meminta Dinas Pendidikan memprioritaskan pembangunan ruang guru bagi SDN Sanduai. "Kantor guru itu prioritas. Kalau bisa dibangun tahun ini supaya guru-guru tidak terlantar," ucap Ayamiseba.
Baca juga: Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat kekurangan guru
Baca juga: Tiga marga di Teluk Wondama Papua Barat punah
Pewarta: Toyiban
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019