Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nur Hidayati mengatakan bahwa kedua capres baik Joko Widodo dan Prabowo Subianto tidak memberikan jawaban memuaskan terhadap upaya pelestarian lingkungan yang menjadi tema Debat Capres 2019 putaran kedua.Secara umum, keduanya belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan
"Secara umum, keduanya belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Keduanya belum bisa memberikan tawaran bagaimana mereka akan melestarikan lingkungan, bagaimana membangun infrastruktur tapi tidak berdampak negatif kepada masyarakat dan lingkungan," kata Nur Hidayati di Kantor Walhi, Jakarta, Senin.
Nur menilai siapapun yang kelak terpilih menjadi Presiden Indonesia 2019-2024, pihaknya khawatir bahwa presiden terpilih nanti masih kurang memberikan kepedulian pada kelestarian lingkungan.
"Siapapun yang terpilih, sama saja," katanya.
Dalam debat semalam, Nur menilai capres nomor urut 01 Joko Widodo lebih banyak memamerkan prestasinya terkait isu lingkungan.
Namun, sejumlah data yang dirinci Jokowi, kata Nur, cenderung berlebihan dan tidak sesuai dengan kenyataan.
"Data-data kebakaran hutan, dia (Jokowi) bilang hampir tidak ada. Padahal tiap tahun ada (kebakaran hutan). Memang kebakaran hutan berkurang sejak 2015, namun masih terus terjadi sampai sekarang," katanya.
Selain itu, terkait klaim Jokowi dalam kasus penanganan kebakaran hutan dan lahan yang menyebut ada 11 perusahaan yang telah didenda sebesar total Rp18,3 triliun, pihaknya juga kurang setuju.
Nur menyebut bahwa 11 perusahaan itu telah dinyatakan bersalah dengan denda Rp18,3 triliun dan putusan telah inkrah. Namun sebagian besar nilai denda tersebut belum dapat dieksekusi.
"Seolah-olah Rp18,3 triliun itu sudah dikembalikan ke negara. Padahal semua putusan itu belum ada yang bisa dieksekusi dan dikembalikan ke negara," katanya
Sementara Nur Hidayati pun mengomentari pernyataan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam debat capres. Menurut dia, Prabowo cenderung hanya berbicara jargon tapi tidak menjelaskan langkah yang hendak dilakukan.
"Capres nomor urut 02 masih berbicara jargon, padahal kami ingin lihat bagaimana cara, langkah yang hendak ia tempuh nanti dalam penyelamatan lingkungan," katanya.
Baca juga: Walhi nilai petahana klaim prestasi berlebihan soal lingkungan
Baca juga: Nobar Walhi meriah saat dua capres akur soal sawit
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019