Unicorn, dalam praktiknya, mendatangkan modal asing. Itu bisnis biasa, tapi intinya 'unicorn' itu memasukkan modal asing ke dalam negeri, dan itu yang kita memang minta."
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan perusahaan rintisan dengan nilai valuasi minimal 1 miliar dolar AS justru mendatangkan investasi asing ke dalam negeri, bukan sebaliknya.
"Unicorn, dalam praktiknya, mendatangkan modal asing. Itu bisnis biasa, tapi intinya 'unicorn' itu memasukkan modal asing ke dalam negeri, dan itu yang kita memang minta," kata Wapres JK kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.
JK menyebutkan sejumlah perusahaan rintisan yang ada di Indonesia memang sebagian besar mendapatkan suntikan modal dari asing.
Suntikan dana asing itu memang berakibat pada pembagian laba kepada pemberi dana tersebut. Namun, menurut JK, investasi asing tersebut memberikan lebih banyak keuntungan bagi perusahaan rintisan di Indonesia.
"Seperti Gojek kan investornya macam-macam dari luar, ada 'soft bank', Bukalapak ada dari Alibaba. Jadi justru uang masuk ke dalam negeri. Memang konsekuensinya setiap penerimaan asing yang masuk, juga dividennya (ke sana), tapi modalnya tetap ada di sini," jelasnya.
Perkembangan pesat perusahaan rintisan di Tanah Air membuka lapangan pekerjaan serta meningkatkan kreativitas bagi generasi muda Indonesia dalam berbisnis.
"Pekerjaan yang digerakkan unicorn itu kan ratusan ribu, jutaan. Itu hal positif karena memberikan lapangan kerja jutaan orang. Itu yang kita butuhkan. Dan kita bersyukur bahwa itu anak-anak muda kita yang mengerjakan itu," ujarnya.
Dalam debat capres putaran kedua di Jakarta, Minggu malam (17/2), capres Prabowo Subianto menyerang kebijakan capres petahana Joko Widodo terkait menjamurnya perusahaan rintisan di Indonesia.
Prabowo menilai dengan adanya perusahaan rintisan unicorn tersebut dapat berakibat pada banyaknya uang yang ke luar dari Indonesia.
"Jadi kalau ada unicorn-unicorn, ada teknologi hebat, saya khawatir ini akan mempercepat nilai tambah dan uang-uang kita lari ke luar negeri. Ini saya khawatir," kata Prabowo.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019