Jakarta (ANTARA News) - Tidak terkalahkan di liga domestik dan hanya kehilangan enam angka serta unggul 13 angka di puncak klasemen Seri A, Juventus jelas sangat dominan dan hampir dipastikan meraih gelar juara kedelapan secara beruntun.Ini bukan masalah Ronaldo bermain dan kami akan selalu menang. Kami memang bertanding untuk menang, tapi ada juga tim lain yang tentu ingin juga menang
Atas semua keperkasaaan itu, klub asal Kota Turin dengan permainan menyerang dan sekaligus bertahan terbaik di Italia, mereka dituntut untuk berbuat lebih banyak.
Ditambah lagi dengan kehadiran pemain terbaik dunia sebanyak lima kali, Cristiano Ronaldo, yang meski sudah berumur 33 tahun, meraih gelar juara Liga Seri A tampaknya adalah sebuah keharusan.
Tantangan sebenarnya bagi Juve adalah memenangi Liga Champions dan perjuangan tersebut diawali pada Rabu ketika bertandang ke Atletico Madrid pada pertemuan pertama babak 16 besar.
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri yang bersama Juventus gagal di final Liga Champions 2015 dan 2017, mencoba untuk menampik harapan tersebut.
"Ini bukan masalah Ronaldo bermain dan kami akan selalu menang. Kami memang bertanding untuk menang, tapi ada juga tim lain yang tentu ingin juga menang," katanya.
"Tentu terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa kami favorit kuat memenangi Liga Champions. Kami memang punya sasaran, membawa pulang trofi juara, jika kami bermain bagus dan beruntung."
Namun demikian, banyak yang berpendapat bahwa musim ini dikatakan sukses bagi Juventus jika mereka berhasil mengangkap trofi juara di Stadion Wanda Metropolitano di Madrid pada 1 Juni mendatang, yaitu tempat yang sama ketika mereka berhadapan dengan Atletico Madrid asuhan Diego Simeone, Rabu.
"Jika Anda terus menang di Italia, Anda harus mengerti bahwa Anda harus melakukan sesuatu yang ekstra dan yang ekstra itu disebut Liga Champions," kata mantan pemain belakang tim nasional Italia Marco Matterrazzi dalam sebuah wawancara dengan Eurosport.
"Juventus selalu kuat di Liga Champions karena mereka terobsessi untuk memenanginya," kata pemain yang ikut berjasa mengantar Italia ke tangga juara Piala Dunia 2026 dan menghabiskan sebagian besar karirnya bersama Inter Milan, rival Juventus.
"Sekarang mereka memiliki pemain yang tidak ada bandingannya di Liga Champions. Jika mereka gagal memenanginya tanpa dia, maka itu adalah kegagalan. Bila Anda membeli pemain terbaik dunia, Anda pasti diharapkan untuk memenangi Liga Champions," katanya menambahkan.
Pavel Nedved, mantan pemain yang sekarang menjabat sebagai wakil presiden Juventus, mengatakan bahwa memenangi Liga Champions bisa membantu mengurangi pahit yang dialaminya pada 2003, yaitu ketika ia tidak bisa tampil di final akibat akumulasi kartu kuning dan harus menyaksikan Juventus kalah adu penalti melawan AC Milan setelah bermain imbang 0-0.
"Saya ini memenanginya tapi bisa bisa memenanginya sebagai pemain, tapi jika kami berhasil juara di saat saya menjadi bagian klub, maka hal itu akan terasa luar biasa. Saya bisa istirahat dengan tenang," kata Nedved kepada Daily Telegraph.
Baca juga: Bonucci diragukan perkuat Juventus lawan Atletico Madrid
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019