"Malam ini masyarakat menikmati fenomena bulan purnama super. Supernya karena bulan purnama tampak lebih besar dari biasanya," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi di Banjarnegara, Selasa malam.
Sebelum supermoon 19 Februari tersebut, peristiwa yang sama sudah terjadi di 21 Januari lalu dan supermoon saat itu disebut super blood wolf moon.
"Fenomena super snow moon merupakan peristiwa alam ketika bulan berada pada jarak terdekatnya dari bumi (perigee), di mana posisi bulan akan berada dalam jarak kurang lebih 356,761 kilometer dari bumi," katanya.
"Tampak lebih jelas apabila menggunakan perangkat teleskop karena bulan diperkirakan akan terlihat lebih besar sekitar 14 persen dari ukuran biasanya," katanya.
Fenomena astronomi super snow moon, tambah dia, juga memengaruhi pola pasang maksimum air laut di indonesia, khususnya di pesisir Utara Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan Barat.
"BMKG telah mengingatkan seluruh masyarakat untuk mewaspadai dampak fenomena tersebut, khususnya potensi terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan. Jika membutuhkan pemuktahiran informasi tekait peringatan dini masyarakat dapat menghubungi kantor BMKG terdekat," katanya.
Dengan memahami adanya sumber-sumber potensi kebencanaan di wilayah setempat, kata dia, masyarakat bisa mengetahui dan memperkuat upaya mitigasi bencana minimal untuk diri sendiri.
Baca juga: Super blue blood moon terlihat di Jakarta
Baca juga: Sulit atau mudahkah astronot melihat Gerhana Bulan Total?
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019