ASN milenial andalan songsong industri digital

20 Februari 2019 13:26 WIB
ASN milenial andalan songsong industri digital
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar N. mengambil sumpah 132 Pegawai Negeri Sipil Penerimaan Tahun 2018 di lingkungan Kementerian Perindustrian, Jakarta. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Generasi ini juga diharapkan terus mengembangkan diri, progresif, serta menyukai inovasi dan kreatif...

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus membangun Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menyongsong era revolusi industri 4.0, termasuk menyiapkan Aparatur Sipil Negara (ASN) generasi milenial yang kompeten untuk menyongsong era industri ke-4, agar kelak mampu membuat regulasi industri berbasis digital yang tepat.

"Di lingkungan Kementerian Perindustrian, ada 1.916 pegawai yang masuk masuk dalam kategori milenial dan mewakili 37 persen dari total 5.138 pegawai yang ada," ujar Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar pada saat pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS) baru di lingkungan Kemenperin, Rabu.

Menurut dia, saat ini teknologi berkembang pesat sehingga pemerintah perlu bergerak cepat untuk mempersiapkan berbagai regulasi untuk menyongsong era revolusi industri digital.

Dengan demikian, ASN dari generasi milenial mampu menghadirkan regulasi-regulasi yang tepat di bidang industri digital. Mereka umumnya lekat dengan penggunaan teknologi digital yang cepat menangkap data dan informasi.

"Generasi ini juga diharapkan terus mengembangkan diri, progresif, serta menyukai inovasi dan kreatif, sehingga nantinya harus menjadi penerus atau jadi pemimpin atau pemangku kebijakan yang ada di Kementerian Peridustrian dalam rangka untuk menggerakan industri nasional dikemudian hari kelak," imbuhnya.

Haris menuturkan, secara demografis, Indonesia memiliki angkatan kerja yang besar dan tingkat pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga menjadi harapan besar untuk mendukung kemajuan bangsa. Generasi milenial dinilai sangat berperan penting dalam menerapkan industri 4.0.

Apalagi, kata dia, Indonesia akan menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030. Artinya, sebanyak 130 juta jiwa yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital.

Pemerintah juga telah menetapkan target Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia tahun 2030.

Hal ini sesuai dengan salah satu aspirasi nasional yang terdapat pada peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai strategi mengimplementasikan revolusi industri generasi keempat.

"Melihat potensi generasi ini yang semakin besar, tentunya menjadi tanggung jawab kita semua untuk dapat membentuk generasi yang tangguh, dan berdaya saing di era persaingan global," tuturnya.

Baca juga: Kemenkeu: Belanja negara 2019 fokus pembangunan SDM yang kompetitif

 

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019