"Kalau kita buang sampah sembarangan secara masif, dampaknya juga masif. Nanti anak-cucu kita tidak bisa lihat, misalnya biota laut," kata Tasya saat acara lokakarya Bukalapak Trash to Treasure di Jakarta, Kamis.
Tasya menjadikan membuang dan memilah sampah sebagai gaya hidupnya sehari-hari, menurut dia caranya tidak sesulit yang orang-orang bayangkan.
Paling mudah, menurut Tasya, sediakan tempat sampah terpisah di rumah agar diri sendiri dan anggota keluarga tergerak untuk memilah sampah. Tasya membagi tempat sampah di rumahnya menjadi dua jenis, yaitu organik dan anorganik.
Tempat sampah organik dia letakkan di dapur karena produksi sampah bekas makanan terbanyak berasal dari sana. Setelah terkumpul, dia akan memindahkan sampah organik ke tong komposter yang akan mengubah sampah menjadi kompos.
Sampah anorganik dapat dibagi lagi menjadi beberapa kategori, misalnya kertas, plastik, kaleng dan kaca. Tapi, Tasya menyarankan jika baru ingin memulai memilah sampah, tidak usah membuat kategori terlalu banyak supaya tidak membingungkan.
Jika sudah menyediakan tempat sampah yang berbeda untuk masing-masing kategori, Tasya yakin anggota keluarga akan mulai ikut memilah sampah.
Selain memilah sampah, Tasya juga menilai penting untuk menumbuhkan kebiasaan untuk mengurangi menggunakan barang yang berujung menjadi sampah, misalnya kantong plastik untuk berbelanja.
Caranya cukup sederhana misalnya membawa kantong belanja sendiri dan menggunakan sedotan yang terbuat dari stainless steel.
Baca juga: Manfaat memilah sampah di rumah
Baca juga: Pemprov DKI harus atur warga dalam memilah sampah
Baca juga: Memilah sampah sudah berperan lestarikan lingkungan
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019