"Mereka menghormati politik luar negeri Indonesia karena dilakukan secara bebas aktif, bermartabat, menghormati prinsip-prinsip dan nilai yang tercantum dalam piagam PBB," kata Menteri Retno seusai menerima "Herman Johannaes Award" di Graha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Jumat.
Menurut Retno, Indonesia melalui politik luar negerinya dihormati negara lain karena selama ini konsisten berkontribusi pada perdamaian, kemanusiaan, dan kesejahteraan.
Kontribusi nyata itu, kata dia, tidak hanya diwujudkan di lingkar kawasan tetapi juga pada tataran dunia.
"Karena Indonesia juga selalu ingin menjadi bagian dari penyelesaian masalah dan bukan bagian dari masalah itu sendiri," ujar Retno.
Selain itu, menurut dia, saat ini jejak politik luar negeri Indonesia sangat tampak di kancah dunia terutama untuk diplomasi perdamaian dan diplomasi kemanusiaan.
Selama ini Indonesia aktif membantu Palestina, Afghanistan, Myanmar dan Banglandesh dalam isu-isu kemanusiaan. Indonesia juga aktif dalam kerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme.
"Indonesia aktif dalam dialog lintas agama, serta menyebarkan Islam yang damai dan toleran," tutur dia.
Meski demikian, Retno menegaskan bahwa diplomasi tidak hanya dilakukan oleh para diplomat saja, melainkan harus didukung oleh seluruh komponen anak bangsa.
Berkat dukungan seluruh anak bangsa, menurut dia, Indonesia telah terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB sejak 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020.
"Oleh karena dukungan anak bangsa bendera Indonesia kembali berkibar di depan ruang Dewan Keamanan PBB," kata dia.
Baca juga: Menlu melihat Indonesia punya modal besar jadi anggota Dewan HAM PBB
Baca juga: Menlu kampanyekan pencalonan Indonesia di Sidang Dewan HAM PBB
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019