London (ANTARA News) - Pengusaha Yunani menyatakan tertarik menanam modal di Indonesia setelah mengikuti forum bisnis "Discover Indonesia" yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri Athena (SEV Hellenic Federation of Enterprises/Enterprise Greece) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Athena, Yunani.Sudah saatnya kita bekerja dengan prinsip talk to work, tidak hanya berunding, namun langsung implementasi
Pelaksana Fungsi Penerangan KBRI Athena, Kristina Natalia kepada Antara, Jumat, mengatakan forum menghadirkan pembicara dari Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) di London, EU-Indonesia Business Council (EIBN), dan Hasnur Group, serta kisah sukses dari Perusahaan Vamvaki Ltd, Mena & Asia Upstream Systems, dan Hellenic Cables SA.
Forum ditujukan untuk memperkenalkan potensi ekonomi Indonesia sebagai negara G-20 yang diperkirakan akan menjadi negara ekonomi terbesar keempat di dunia tahun 2050, serta peluang kerja sama kedua negara di bidang investasi maupun perdagangan.
Direktur IIPC Aditia Prasta memaparkan potensi Indonesia yang dukung peraturan pemerintah untuk memudahkan investasi sehingga menjadi tempat yang menarik dan menguntungkan bagi investor menanamkan modal. Indonesia saat ini masuk peringkat ke-73 "Ease of doing Business" tahun 2018.
Selain itu, bonus demografi penduduk dengan usia produktif menjadikan Indonesia tempat yang menjanjikan dalam mengembangkan usaha.
Kelebihan yang dimiliki Indonesia diperkuat dengan presentasi Sri Kumala Chandra dari EIBN yang memaparkan mengenai perkembangan pesat e-commerce di Indonesia dan masuknya beberapa start-up Indonesia dalam unicorn dunia. Trend ini menunjukkan semakin banyaknya transaksi dilakukan secara cashless untuk mempermudah pelaku bisnis dalam melakukan bisnisnya.
Rendahnya biaya transportasi angkutan dari Uni Eropa ke Indonesia membuka peluang impor bahan mentah yang dibutuhkan Indonesia dengan biaya relatif murah, diantaranya katun berkualitas asal Yunani yang sulit diproduksi di Indonesia, namun sangat dibutuhkan industri tekstil di Indonesia.
Hal ini diungkapan Manager Ekspor Vamvaki Ltd Mr Dimitriou Konstantinos pada sesi kisah sukses perusahaan Yunani yang bekerja sama dengan Indonesia.
Pelaku usaha Yunani lainnya, Mr Dimitris A. Hadjakis mengatakan salah satu keunggulan berbisnis dengan Indonesia adalah adanya fleksibilitas pada mata uang dalam transaksi bisnis, umumnya pelaku usaha Indonesia tidak mempermasalahkan apabila transaksi dilakukan dalam Euro.
Para pembicara dan pelaku usaha memiliki kesepahaman dalam berbisnis diperlukan pengenalan karakteristik dan budaya yang akan mempermudah adaptasi menjalankan bisnis.
Untuk itulah ketika memulai usaha di Indonesia, pelaku bisnis perlu menggandeng mitra lokal di Indonesia untuk mempercepat pemahaman pasar dan mengetahui karakteristik pengusaha Indonesia.
Konstantinos Katradis, salah satu pengusaha yang hadir menyatakan tertarik untuk melakukan bisnis dengan Indonesia setelah mendapatkan pemaparan mengenai potensi ekonomi Indonesia dan akan melakukan pembicaraan lebih lanjut melalui KBRI.
Testimoni pada forum yang dihadiri sekitar 80 pengusaha disampaikan Direktur Pengembangan Bisnis Hasnur Group, Soma Ariyaka. Ia memaparkan mengenai profil perusahaan dan sektor yang terbuka untuk dikerjasamakan.
Ariyaka menyampaikan ketertarikan Hasnur Group bekerja sama pada bidang perkapalan dengan Yunani dan tidak tertutup kemungkinan kerja sama di sektor lainnya.
Kementerian Luar Negeri Yunani melalui Direktur B5 Constantine Economides mengatakan kedua pemerintah terus mendorong peningkatan hubungan ekonomi kedua negara, hal ini terlihat dari keseriusan untuk menandatangani Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia dan Yunani, yang konsepnya disepakati pada Pertemuan Forum Konsultasi Desember yang lalu.
Kedua negara memiliki potensi besar untuk bekerja sama, di mana posisi Yunani berada di pintu masuk Eropa dapat menjadi penghubung produk Indonesia untuk masuk Eropa.
Duta Besar RI untuk Yunani, Ferry Adamhar, mengharapkan forum tersebut menjadi media untuk membuka peluang kerja sama yang saling mengisi antar dua pihak, salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan Yunani terhadap bahan mentah yang sulit didapat di Indonesia, begitu juga sebaliknya, Indonesia dapat mengisi kebutuhan produk yang sulit didapat di Yunani.
"Sudah saatnya kita bekerja dengan prinsip talk to work, tidak hanya berunding, namun langsung implementasi," ujar Adamhar.
Forum ini merupakan bagian dari tindak lanjut Forum Konsultasi Bilateral Indonesia-Yunani yang diadakan Desember tahun lalu.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019